Senin, Januari 11, 2010

Reuni dadakan setelah 9thn

Kemarin sebenarnya jatahku holiday n udah bikin rencana lari pagi ke Baleendah ma si bungsu, tapi karena di rumah akan tidak ada siapa-siapa, aku memilih masuk dinas aja. Daripada bengong di rumah ga ada kawan, bengong meratapi nasib yang cuma hidup sendirian tiada kawan di kota metropolitan ketiga (heuheu, berlebihan bangeeetttzzz).
Sorenya, A'Mujib tumben datang ngejemput. Ternyata A'Mujib libur dagang n ortu ikut mobilnya pamannya tunanganku jadi sepeda motornya bisa bebas dipake A'Mujib. Pas ke rumah, ga ada orang. Sunyi senyap lengang tak ada apa-apa (halah, kumat lagi lebay-nya!
Tiba-tiba, 
"Is kamu punya duit berapa?" tanya A'Mujib. 
"Ga punya duit, A'!" tukasku.
"Kita ke Bandung yuk! Aa' mo jalan. Maen atuh, yuk! Daripada kamu bengong di rumah sendirian. Mumpung Babeh belum datang."
Aku mikir-mikir. Pengeeennn banget jalan-jalan, apalagi sifat asalku itu suka banget jalan-jalan, tapi karena keadaanku yang serba pingitan jadi aku nggak bisa kemana-mana selain sekitar rumah aja itupun nggak boleh sendirian. Kuintip dompetku, duh cuma ada duapuluhlimaribuperak! Padahal aku pengen banget jalan . Ga biasanya A'Mujib sebaik ini. Biasanya tiap kuajak jalan-jalan atau nonton, walo kubilang aku yang bayar total bensin, makan, jajan, karcis, etc, dia ga pernah mau. Heemmm, entah hari ini dia kesambet jin Baghdad yang mana . Sayangnya timingnya ga tepat, euy! Masa pas dompetku bersih gini?
"A', Is cuma punya duit 25ribu."
"Iya, gapapa. Kan cukup buat bensin tuh?"
Kupikir-pikir sebentar. Lalu aku lari masuk rumah, ambil jaket hitam (biar matcing ma A'Mujib ) ma helm. Lalu aku naik lagi ke boncengan A'Mujib.




Banduuuuuuuunnnnnggggg.... I'm comiiiiinnngggg.....

Sepanjang jalan aku hanya bisa takjub melihat benderangnya pusat-pusat perbelanjaan, TV raksasa di pinggir jalan, gemerlap cafe-cafe, dan tempat makan. A' Mujib sibuk kasih tau tempat ini namanya apa, tempat itu namanya apa, yang itu anu, yang ini anu, and so on.. Haduuuuhhhh... Pliz deh, Thiya! Kamu ini kok kayak orang kampung baru ke kota. Yah, emang rasanya baru kali ini aku bisa bebas keluar rumah. Rasanya seperti  baru lepas dari sangkar. Saking senengnya, pas lewat jalan layang, aku rentangkan tangan lebar-lebar, merasakan angin yang menerpa tubuh dan mukaku puas-puas. Aku udah nggak peduli lagi ma udara dingin kota Bandung sehabis diguyur hujan seharian tadi siang. Aku benar-benar bahagia bisa keluar rumah. Kasihan banget Thiya ya???



Akhirnya, A'Mujib mampir ke rumah Teh Imas, kawan Mamah yang dulu akrab banget dengan keluarga kami sewaktu rumahku masih di Bandung Tengah ini. Tapi sesampainya di sana kok aku masih merasa hampa juga? Lalu kubilang ke A' Mujib, "A', Is mo ke rumahnya Rinah aja ya? Kan dekat dari sini." Tak dinyana, A'Mujib bersedia mengantarkan. Akhirnya kami berdua jadi sasaran Teh Imas. Dia ngewanti-wanti banget ma A' Mujib untuk nganterin aku ke situ lagi. Katanya karena aku ga pernah main-main ke sana sejak rumah kami pindah.


Lalu aku SMS Rinah, bahaya kalo sampe aku ke sana tapi ternyata dia nggak ada gimana coba?


Aslmlkm w2. Ri, U ada di rumah ga sekarang?
Wslm ww. Lg dijalan nih. Is dimana?
Cepetan pulang, Ri.  Q udh di dpn gang!
Dpn gang mana? dimana? ma siapa? Rhi jemput ke situ!
Ga usah, Ri. Q ma A'Mujib. Rumah Ri masih yg dulu kan?



Hihihi... kubilang aja depan gang, dia pasti kira depan gang rumahnya padahal masih jauh. Masih di gang Cicadas. Ngerjain dikit gapapa ah, biar dia cepet-cepet pulang
.

Tiba-tiba, 


Rinaaahhhh!!!! Aaaaaa... Kangen bangeeeettttt.... [ Berpelukan ]
Issssss..... Haduuuuhhh udah pada gede-gede!


[ gede orangnya apa badannya neh??? ]

Tiba-tiba, Babeh telfon! Hatiku udah ketar-ketir. Takut disuruh pulang. Aku ga berani angkat. Kukasih ke A'Mujib. Alhamdulillah Babeh kasih ijin.


Masuk rumah, langsung salim ma ibu. Waduh, kata mereka wajahku belum berubah, cuma badan aja jadi bengkak sekarang mah . Kata mereka, A'Mujib yang pangling banget. Berubah total! Mereka kira dia bukan A'Mujib, tapi calonku... Duh!
 
Aku SMS Ayu, dia harus ke sini juga. Rumahnya kan cuma di belakangnya rumah Rinah.


Aslmlkm w2. Yu, ada dimana? ketemu yuk!
Boleh, mumpung aku juga lagi mo ke warnet.
Ke rumah Rinah ya, Yu!
Wah, nggak bisa sekarang. Soalnya Ayu harus cari bahan buat tugas UAS besok. Mungkin ke sananya sekitar jam 8 ato 9-an.



Kecewa deh akyuuu...

Yaudah, aku ma Rinah cerita apaaaaaaa aja! Segala macam. Tentang dia yang udah ta'aruf dan sudah ada rencana ke arah pernikahan. Tentang pekerjaanya sekarang yang perawat (Wuiiihhh, hebat nih sobatku! kagum dah!) dan blabla.


Lama-lama, akhirnya Ayu datang juga. 
Ga terasa ternyata sudah 9taon kami ga ketemu. Lalu Rinah tiba-tiba menyalami kami lagi. Hah? 9tahun?? Selamat ya ternyata kalian masih hidup!
Hahaha.. Dazaaarrr!!!

Makin serulah kami bercerita. Rinah masih kayak dulu, langsing. Ayu dari dulu emang ndut n sekarang nampak lebih ndut (aku jadi ada temennya ) Kami cerita ngalor-ngidul. Tentang aku dan A'Mujib yang sering banget berantem di kelas dulu (aku ma A'Mujib sekolahnya bareng dari SD, jadi sekelas), aku ma Ayu yang benci pelajaran olahraga karena suka ketinggalan pas bagian lari (iyalah! Secara badan kami kan montok imut-imut ) Juga beberapa nama teman dan guru yang entah kenapa ternyata terlupa dari memoryku dan mereka yang mengingatkan kembali. Tentang  Ibu Aisyah, Wali kelas kami sewaktu kelas VI SD dulu yang sekarang sudah meninggal karena kanker payudara (semoga Allah menempatkan beliau di tempat terbaik di sisiNya. Amin), tentang keadaan teman-teman kami sekarang, ada yang sudah menikah, punya anak 2-3, ada yang sudah bercerai, ada yang kerja ke Arab, ada yang ke Jepang, tentang cowok yang dikecengin  dulu, tentang guru yang sabar dan yang killer, dsb.
Ayu sekarang masih kuliah di Unicom jurusan Manajemen bisnis, Rinah udah wisuda n jadi perawat. Rinah dari kecil emang bercita-cita jadi dokter, kalo Ayu, harusnya design grafish kok malah nyasar ke manajemen? Ternyata kata dia, Mamahnya yang ga bolehin. Lalu mereka tanya sekarang aktifitasku apa. Ya kubilang cuma sibuk depan PC. Mereka bilang, duh Is nih dulu di SD rangking satu ga bergeser bahkan EBTANAS juga peringkat satu seSekolahan sampe dijadiin "Manten" saat acara perpisahan dan wisuda dulu. Seandainya nggak terlalu dikekang harusnya udah jadi aktivis segala macam. Aku hanya tersenyum. Itu kan duuuuuluuuu..., batinku.
Walo masih SD, kami bertiga ini dulunya trio penulis. Dari kelas 4 SD, kami udah bikin beberapa semi novel hanya genrenya berbeda-beda. Ayu ini jago gambar dan sangat hoby sama kartun Manga juga minat pada segala macam tentang Jepang (bahasa, tulisan, cara berpakaian ala kimono, dll), jadi dia lebih suka bikin komik yang digambar di buku gambar sampe berjilid-jilid. Rinah yang emang sudah religius dari kecil lebih suka bikin novel islami. Sedangkan aku yang setengah mateng (heuheu) lebih suka bikin cerita persahabatan dan cinta remaja semacam teenlit itu. Kami bertiga sama-sama kutu buku.
Ah, kenangan yang begitu indah.

Kami merencanakan reuni. Ga usah formal, karena kami udah kehilangan banyak kontak kawan-kawan dulu. Cukup jalan bareng, makan-makan, dan foto-foto (ini yang kusuka )

Walo cuma sebentar, pertemuan ini begitu membekas begitu berharga. Bahkan hingga aku pulangpun, rasanya hati ini tetep kembang-kempis. Aku bahagia. Sungguh benar-benar bahagia. Sejak out dari pesantren aku nggak pernah merasa punya kawan lagi selain hari ini. Aku jadi susah tidur. Perasaan ini terlalu indah tak bisa dilukis walo oleh syair sejuta penyair (heuheu). Sampe semalampun aku bermimpi mereka...






1 komentar:

Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ