Di Teluk Kalbumu, Kulabuhkan Biru Rindu
Catatan Pujangga
kepada Istianah Bintang Hatiku
1
sebelum kau benar-benar pergi meninggalkan sepetak kesunyian di hatimu, ku mohon tinggallah sejenak, meski hanya untuk sepotong riwayat yang tak selesai kita gubah, mengalir indah dalam bait-bait pasrah. di sini, musim masih setia menyimpan bilur-bilur cinta yang berarak di lautan aksara, tanpa kata-kata.
2
betapa sulit menuliskan perjalanan rinduku, untukmu, sebiru langit yang kulukis bersama pelangi. di sini, hanya liang-lang imaji yang menggelayutiku dalam samadi. merajut mimpi bersama helai-helai sunyi, tanpa tepi.
3
dan ketika nujuman rindu ini kian basah, aku tersadar; kau telah kirimkan nyanyian hujan dalam anganku, hingga dari gubuk ke gubuk aku menggigil sayu. karena hanya dengan berpayung daun pisang, aku akan menjemputmu, di ladangku yang kerontang.
4
aku hanya berdoa, semoga sesekali kau sudi menyiram kemarau panjang di hatiku, agar lukisan langit kembal biru. meski malu, sungguh demikian malu jika setiap kerinduan harus kuhaturkan tanpa pertimbangan. tapi biarlah, ya biarlah detak waktu yang membarikan jawaban.
5
maka pada angin saja akan kukabarkan gelisah sukma, melumuri malam-malam panjang tanpa purnama. di sini, aku masih menggigil sendirian, mengeja nubuat luka yang kau cipta tanpa air mata. ah, haruskah setiap rindu selalu menyesakkan dada.
6
hingga kelak, penggal-penggal kegelisahan masih menyisakan bertriliun-triliun pertanyaan, aku tetap memandangmu, meski dari jauh, dan tak tersentuh. ya, sampai kau benar-benar pergi meninggalkanku, percayalah, aku tetap setia menikmati gelisah kalbu, karena kau adalah lambang kerinduanku…
Surabaya, 04/02/10 7:07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ