Selasa, Juli 27, 2010

Kemegahan yang Suram

Bismillahirrohmaanirrohiim...

Hmmm, jadi begini. Kemarin saya ditugasi menjadi pagar beton di acara walimahnya seorang cewek adik dua pupu saya dengan seorang cowok sepupunya tunangan saya. Sehari sebelumnya saya sudah bolak-balik ditelfon Mamah suruh ke sana, katanya si cewek udah tiga hari nanyain saya dan sehari sebelum hari-H bolak-balik nangis ke ibunya minta saya cepat-cepat datang. Tapi karena nggak ada yang bisa ngantar, saya baru kesana pagi-pagi sekali ba'da shalat Subuh. Tiba di sana sudah lumayan siang karena sempat nyasar dan cari-cari janur kuning melengkung sebab tidak tahu rumahnya yang mana.


Pertama masuk gapura di gerbang rumah yang dihiasi bunga warna-warni, saya langsung disambut pemandangan dekorasi acara walimah out door yang sungguh megah. Panggung hiburan yang besar, pelaminan manis dengan air mengalir di belakang kursi pengantin dan air mancur di depannya, deretan kursi tamu, meja panjang prasmanan, dan bla bla bla sudah rapi semua. Ini adalah acara walimah termegah kedua di keluarga besar yang pernah saya hadiri. Saya masuk celingukan mencari orang yang saya kenal di dalam dengan semangat. Setelah salim sungkem dengan Mamah dan para bibi saya minta diantar ke tempat rias. Dan menemukan calon mempelai wanita tengah dirias, ada pula sepasang sepupu kembar saya, juga dua orang calon pagar beton lagi yang tidak saya kenal. Saya kenalan dengan beberapa orang yang baru pertama kali saya temui di situ dan bercanda nggak jelas sebentar. Sampai di sini, adik saya si calon mempelai wanita masih biasa-biasa saja, ceria dan bercanda-canda.

Saat diumumkan calon mempelai pria sudah datang, adik saya ini langsung berubah. Murung dan hanya menunduk. Masih di ruang rias. Tak lama kemudian make up-nya mulai luntur sedikit demi sedikit karena tangis. Saya dan beberapa mbak yang lain disibukkan membujuk dan menghiburnya yang makin terdengar terisak.

Ia hanya menunduk dalam-dalam sambil terisak kecil ketika bersanding dengan calon mempelai pria untuk proses ijab qobul, dan saya sibuk merutuki hape sepuh saya yang tiba-tiba mati lowbatt padahal sudah pasang posisi terdepan untuk merekam peristiwa ini. Ketika kalimat ijab qobul dibacakan, adik saya ini lemas dan pingsan di tempat duduknya. Semua hadirin spontan terkejut tapi prosesi ijab qobul terus dilangsungkan. Beberapa orang menyangga kepalanya dan berusaha keras menyadarkannya kembali. Dalam keadaan tidak sadarkan diri, setitik air mata terlihat jatuh di pipinya. Saya miris melihat usaha paman-paman dan bibi-bibi menyadarkan adik saya. Mereka memijit-mijit keras pergelangan tangannya. Saya menggigit bibir sambil memeluk salah seorang sepupu kembar sambil memprotes dalam hati celetukan orang yang mengatakan adik saya itu hanya pingsan pura-pura. Apa mereka tidak melihat adik saya disakiti seperti itu tapi belum juga sadar! Sampai acara selesai, suasana masih muram dan panas di tengah dekorasi dan susunan acara yang megah. Saya tidak menyangka harus menyaksikan sendiri episode semirip novel pendek yang pernah saya buat. Padahal adik saya itu belum juga genap berusia 17 tahun tapi dia sudah harus mengalami hal seberat ini.

Saya ingin terus menemaninya, menguatkan hatinya saat semua orang-orang dewasa berebutan menyalahkannya karena sudah bikin malu mereka. Tapi sayang saya tidak bisa berlama-lama sebab diminta orang tua untuk ikut pulang bersama kakak sepupu.

Tahu siapa orang yang paling kesal dan menyalahkan si perempuan dalam kejadian di acara ini? Babeh saya sendiri!

Lalu saya menjadi takut menghadapi masa depan... 

Saya ingat kalau saya pernah dikirimi sebuah artikel bagus tentang kasus seperti ini. Isinya sebagai berikut:

Thiya sahabatku, pernah tahu apa artinya CINTA? Pernah tahu kalau cinta itu berbeda-beda?

Cinta kepada orang tua, anda lahir, tumbuh, dididik, sekolah, makan, ngompol, baik-buruk, tetap mereka menerima anda walau sebusuk apapun anda. Sejauh apapun mereka bertinggal, selalu ada tempat di dalam hati anda, walau tempat itu sempit. Sebagai istri/ibu, anda merindukan orang tua, "Mas, sudah 2 tahun aku tidak ketemu ibu, aku boleh pulang tengok ibu ya?". Katakan 2 tahun tidak ketemu Ibu bapak, tapi anda bisa menerima keadaan bukan? Anda tidak akan menelpon orang tua anda hanya menanyakan "Bu, pulang jam berapa? Pak, jangan lupa bayar tagihan kartu kreditku ya, Kok bapak lama sekali dinas di luar kotanya?" Anda mencintai orang tua, tapi cinta itu tidak membutuhkan keberadaan mereka. Kalau mereka meninggal, TAK akan tergantikan.

2. Cinta anak. Anak anda baru saja lahir. Makhluk kecil yang tiba-tiba tidur di sebelah anda, yang tiba-tiba menyulap dan membawa keajaiban ke dalam hidup anda, LAGI... yang satu ini walau anda mati tujuh kali, tak akan tergantikan keberadaannya, karena dia adalah darah daging, dan kelak dia dewasa, walau entah dia berada di mana, anda tetap punya tempat di dalam hati anda untuk dia, walau sempit.

3. Cinta kepada pasangan hidup. Perasaan cinta yang satu ini yang paling unik, dan menyita tempat PALING BESAAAAAAAR di dalam hati anda. Percayalah!!! "Yang... Aku ada urusan 2 malam di surabaya" APA reaksi anda? "KOK LAMA AMAT???" Padahal cuma 2 hari lho, belum 2 bulan/2 tahun! Kenapa? Karena dia yang tidur bersamamu tiap malam, KOK BISA? karena DIA PERCAYA kalau kamu bisa menjadi IBU yang baik untuk anaknya. Karena DIA MEMUJA-mu dalam hati terdalamnya, karena baginya kamu adalah bidadari penyayang yang bisa dia gelantungi bersama dengan anaknya.

APAKAH laki-laki lain yang kamu sebut "seseorang" itu melakukan hal yang sama? menggendong anakmu? mencium keningmu? Membayar tagihan kartu kreditmu yang bengkak? Marah-marah karena kamu terlalu cerewet atau terlalu banyak aturan???

Nikmatilah suamimu, APAPUN ALASAN AWAL PERNIKAHAN KALIAN sekarang anda sudah masuk ke tahap lain kehidupan anda, anda sudah selayaknya BELAJAR mengenai cinta no.4

4. Cinta diri sendiri. Dengan menghormati suamimu artinya kamu hormati kepada dirimu sendiri, hormat kepada orang tua, anak, menjaga nama baik dan jiwa raga, demi anak dan suami, itulah perbedaan ISTRI/IBU dengan perempuan. Jadilah wanita rendah hati dan sederhana, syukurilah apa yang kamu punya sekarang, jangan punya impian yang aneh-aneh.

Dukung suami anda dengan menjadi istri yang baik. Ingatlah selalu kenangan manis yang dilakukan bersama suami anda, lupakan "seseorang" itu SEKARANG.

Cobalah jadi istri/ibu/perempuan yang PEMAAF dan PELUPA. Maafkan kesalahan suami, dan lupakan kesalahannya itu. Jadilah pengalah yang menang.

Yups, saya memang sedang mempersiapkan kemungkinan terburuk dalam masa depan saya. Dan artikel singkat di atas cukup menambah sedikit keberanian saya untuk mendongakkan kepala menghadapi bentangan jalan di depan.

Akhiron, al-afwu minniy ala khathaiy fi hadzihi laila Nishfi Sya'ban.
Salam Nisfu Sya'ban...


notes: tidak ada dokumentasi kedua mempelai milik saya pribadi. Alasannya karena mempelai perempuan terus-menerus menangis di kursi pelaminan.


~ Thiya Renjana ~
Di meja kerja, sedang berjuang menaklukkan panas dingin dan senut-senut.

Aku ingin mengenalmu lewat jiwa, bukan hanya lewat mata. Meski ku tak tahu, seperti apa aku dalam pandanganmu. Selayak apa aku dalam kehidupanmu. Tapi yang aku tahu, meski dengan keterbatasanku, berbalut kekuranganku... Aku menulis namamu di hatiku, sejak awal aku mengenalmu. Dan takkan pernah terhapus. Insya Allah...

2 komentar:

  1. Green ikut membaca.....!!!

    BalasHapus
  2. yups, cintai apa yang kau miliki sekarang.qta takkan pernah tahu apa yang ada di masa depan.belum tentu apa yang kita benci di masa sekarang itu tidak baik di masa depan.Dongakkan kepala tinggi2, singkirkan benteng ketakutan dan keresahan yang menjulang megah....kami mendukungmu
    cintai yang kau miliki....
    cintai dia.....
    kita semua tidak tahu ...
    semoga...
    amin

    BalasHapus

Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ