Kamis, September 16, 2010

Sebening Prasangka

Bismillahirrohmaanirrohiim...

Salah satu bagian yang saya suka dari buku DDU yang sedang saya baca dan tidak kunjung khatam adalah sebuah chapter yang berjudul "Keterhijaban dan Baik Sangka"

Chapter tersebut dimulai dengan sebuah quote hikmah:
Ada banyak hal yang tak pernah kita minta
tapi Allah tiada alpa menyediakannya untuk kita
seperti nafas sejuk, air segar, hangat mentari,
dan kicau burung yang mendamai hati
jika demikian, atas doa-doa yang kita panjatkan
bersiaplah untuk diijabah lebih dari apa yang kita mohonkan

Disusul dengan kisah yang saya tak tahu apakah itu kisah pribadi si penulis atau kisah orang lain, entah itu nyata adanya ataukah fiksi semata. Tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan, bisa pegal-pegal kalau saya tulis semuanya di sini :p

Di akhir chapter, penulis menutupnya dengan kisah sebuah sejarah kecil pada masa Abbasiyah akhir. Sekelumit kisah tentang Qalawun yang berani berprasangka baik dalam segala keterhijaban. Qalawun yang berani berkata, "Kami tak tahu ini rahmat atau musibah. Tapi kami selalu berprasangka baik kepada Allah!" Seperti kisahnya, dalam dekapan ukhuwah, ada berjuta kebaikan mengiringi prasangka baik kita kepadaNya. Dia setia bersama kita dan melimpahkan kebaikan, karena kita mengingatNya juga dengan sangkaan kebaikan.

Pertama kali membaca dua kisah di chapter ini saya benar-benar tercenung. Iya juga ya. Karena saya sendiri berpendapat itulah hiburan satu-satunya saya saat menanti kecerahan dari masalah menahun saya. Bahwa yang baik menurut saya belum tentu menurut Allah, dan yang menurut saya tidak baik bisa jadi justru itu terbaik yang menurut Allah pantas saya dapatkan. Pastinya saya cukup berdoa dan berikhtiyar semampunya. Lalu sisanya tinggal tawakal dan berbaik sangka pada Allah. Kisah-kisah di buku ini sungguh inspiratif. Andai jari-jari saya kuat, rasanya ingin sekali mengetik ulang semua kisahnya di blog ini :)

Bisa dibilang kata-kata penyair di awal itu benar-benar menohok, hehe. Karena saya sendiri ingat, kadang jika saya curhat sesuatu kepada sahabat-sahabat luar biasa saya, mereka suka menimpali, "Berbaik sangka sajalah."

Yang membuat saya lebih tertohok, karena si penulis buku tersebut, Kang Salim, menambahkan dengan sebuah hadits Qudsi yang sering kita dengar, "Sesungguhnya Aku," kata Allah dalam ujaran Nabi yang diriwayatkan Ibnu Majah, "Ada di sisi prasangka hambaKu pada diriKu."
"Aku bersamanya setiap kali dia mengingatKu. Jika dia mengingatKu di kala tiada kawan, maka Aku akan mengingatnyadalam kesendirianKu. Jika dia mengingatKu dalam suatu kumpulan, niscaya Aku sebut-sebut dia dalam suatu kaum yang lebih baik daripada jama'ahnya. Jika dia mendekat padaKu dalam jarak sejengkal, maka Aku mengakrabinya dengan beringsut sehasta. Jika dia mendekat kepadaKu dalam jarak satuhasta, Aku akan menyambutnya dengan bergeser satu depa. Apabila dia datang kepadaKu dengan berjalan, Aku akan datang padanya dengan berlari-lari kecil."

Intinya, penulis mengingatkan jika ada berjuta kebaikan mengiringi prasangka baik kita padaNya. Dia setia bersama kita dan melimpahkan kebaikan, karena kita mengingatNya juga dengan sangkaan kebaikan.

Ohya, terakhir, ucapan dari saya:


SELAMAT HARI RAYA KATOPAK + LONTONG
Mander deddi reng teppak ben ontong
Se sepak ben tak nikong
Hartana bennyak ben tak sombong
Atena salpak ben suka nolong
Mandhi pangucak ben tak omong kosong
Ekasennengnge oreng bennyak ben mate tak deddi pocong
Bereng para ulamak mun a long polong

Ben mator kaso'on otabe sakalangkong!!!

~ Thiya Renjana ~
Bandung, Penghujan ...

*) gambar ketupat sawah dikasih Qhanz, tengkyu yaa ^^

2 komentar:

Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ