Jumat, Februari 18, 2011

Ketika harus sama² membaca diri sendiri

Bismillahirrohmaanirrohiim...

Setiap hari di tiap pagi, masalah dan musibah selalu datang pada Allah, 
mengadu, "wahai Allah, siapakah di antara hambaMu yang harus aku sapa hari ini?", 
Allah menjawab, "sapalah, ujilah mereka yang benar-benar mencintaiKu, 
datangi mereka yang mengikrarkan takwa kepadaKu."

Jelas kan artinya? Allah memberi masalah pada orang-orang yang mencintaiNya. Setiap manusia yang berakal pasti pernah mengalami. Dan semoga selekasnya pulih apa yang saya alami belakangan ini, terbebani pikiran dan masalah yang merujit-rujit otak dan hati, membuat semangat hilang tak berbekas. Aneh, sedikitpun makanan tak tersentuh, selalu kepikiran masalah itu saja. Saya coba alihkan dengan membaca buku-buku motivasi, seperti Ketika Allah Menguji Kita, Sakinah Bersamamu, Ranah 3 Warna. La Tahzan For Smart Muslimah, dan merenung. Mengapa harus berlarut dalam satu pikiran, sedang banyak hal yang harus dipikirkan. banyak perkerjaan yang harus digarap dengan konsentrasi segera, tapi semangat hilang sama sekali. Masya Allah, aneh. Sulit sekali konsen. Tapi ternyata bukan kita saja kok, banyak orang juga mengalami hal ini. Ayo Thiya, lanjut jangan berlarut dalam pikiran, jangan sampai energi kita tersedot habis oleh hal-hal yang tak semestinya dipikirkan. Buang pikiran jauh-jauh lalu tidur, refreshing sebentar. Insya Allah semangat akan segera kembali. Itu karena kita jenuh. 

Memang sekarang sedang banyak masalah yang menghimpit. Saya bahkan dilarang mampir ke toko atau ke pasar sepulang kerja seperti yang sering saya lakukan dulu. Saya juga dilarang main hape bahkan pesbukan. Juga memutus kontak dengan semua saudara lelaki. Menghindari sekecil apapun alasan saya digosipkan karena status saya yang sedang rusuh. Rasanya berat kalau saya terus-terusan meratapi. Tapi saya tidak boleh cengeng. Saya jauh lebih beruntung dari banyak orang malang di dunia ini. Saya masih bisa hidup nyaman bersama keluarga. Kepedihan yang selama ini saya anggap luar biasa menyakitkan ternyata belum ada apa-apanya. Tuhan masih sangat perhatian kepada saya. Orang seberuntung saya tidak pantas bermalas-malasan hanya karena beberapa masalah yang membebani pikiran. Hidup harus tetap berjalan, bukan?

Tidak pantas aktifitas saya terhenti hanya karena masalah cinta. Cinta hanyalah pembodohan.

Dan bicara cinta, saya pernah menyaksikan kebodohan. Saya menceritakan padamu, tapi tak kamu percaya. Karena kamu manusia. Kamu harus menemui kebodohanmu dulu untuk percaya. Mencintaimu seperti mencintai bara duka; tiada padam biar dihujani air mata. Percayalah, ada hutang yang takkan pernah mampu saya lunasi hingga ajal menjelang : melupakanmu.

Sudah kubingkiskan segala takutku kehilanganmu berbulan lalu. Susah payah. Saya terbangun tanpa beban, melayang bagai balon gas warna jingga. Tapi mataku tetap basah. Mungkin ada yang belum selesai. Jangan khawatir, waktu akan membekukan sisa-sisa hati. Dan saya boleh berlega sekarang. Semoga kamu juga. Karena saya ingin bahagia. Dan, saya berhak bahagia. Tanpamu.

Kamu bukan halangan untuk bisa menjajah pikiran saya lagi. Saya ikhlas dengan semuanya dan bisa melupakannya. Saya harus tenang dan memikirkan masalah lainnya. Setidaknya saya bisa lebih mengenal Tuhanku semenjak jauh darimu. Walaupun keburukan saya sejatinya dari diri saya sendiri, bukan dari dirimu. Saya harus menggali kepercayaan diri yang pernah kamu runtuhkan waktu itu. Percaya diri, adalah mempercayai janji Anda sendiri, bahwa Anda akan mendahulukan yang penting, dan menghindari hal-hal yang tidak menguatkan Anda. Semangat, Thiya! Semangat! Buang beban yang tak perlu! Insya Allah... 

Keep strong, Thiya!

Bandung, 18022011
--Setelah melihatmu merespon orang lain dan padaku tidak--






Kenapa harus aku miliki jika mendengarmu dari jauh saja sudah bisa membuatku terpaku.
Aku tak akan kembali ke jalanmu kalau likuannya terus menjajah akal pikirku.
Cari saja kebahagiaanmu di istana lain dan aku akan mengusahakannya juga sendiri.
Di lindap gerimis pagi, aku tetap lirihkan doa untukmu berkali-kali...
[ Tak Mau Miliki Kamu, oleh Thiya Renjana 15022011]

1 komentar:

  1. semangat ya mbak, tak ada beban tanpa pundak. Dan pundak itu kelak di akhirat akan menjadi saksi betapa kerasnya kesungguhanmu untuk berubah menjadi lebih baik.... SEMANGKA !!! ^^

    BalasHapus

Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ