Rabu, September 14, 2011

One Scene on PPT 5



Azam : "Saya tidak pernah menyesali takdir aneh yang harus kita jalani. Tapi ada sesuatu yang harus saya katakan, untuk menguatkan harapan-harapan kosong yang melalaikan. Kamu tetap orang lain, dan saya tidak dapat berbuat apa-apa kecuali mempedulikan kamu dari balik tabir syariat".
Kalila : "Kalila ngerti zam, sangat mengerti. Itu yang selalu bikin Kalila bingung. Dimana harus berdiri, kayaknya gak ada tempat yang tepat buat Kalila".
Azam : "Tempat yang terbaik untuk dirimu, adalah kesendirianmu bersama Allah".
Kalila : "Kamu dimana?"
Azam : "Aku bersama kewajiban-kewajiban dan takdirku yang lain, yang belum ditembusi jalan menujumu".
Kalila : "Kita udah betul-betul berjauhan ya Zam?"
Azam : "Wallahuá´lam. Hati tidak bisa mengenali jarak, untuk kedekatan, atau berjauhan dengan sesuatu".
Kalila : "Lantas, apa yang terjadi dengan kita?"
Azam : "Kita seperti manusia yang lahir begitu saja, yang kemudian mencari-cari Tuhannya".
Kalila : "Semoga Allah memperhitungkan air mataku".
Azam : "Amien.."
Kalila : "Matikan teleponnya Zam.."
Azam : "Kamu dulu.."
Kalila : "Boleh?"
Azam : "Kamu berhak"
Kalila : "Assalmualaikum.."
Azam : "Waálaikum salam.." .........................................

H-10, 2 September 2011 M.

*) ditulis ulang dari note FB Imem Bukhori Moeslem

2 komentar:

Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ