aku mau nitip ini:
MAHAR KECIL
: kepada Thiya Renjana
sang pemburu akan segera turun
dari bukit
keluar dari hutan-hutan yang liar
karena musim telah memanggil.
“aku datang, dan
akan pulang ke hatimu”
perempuanku!
kata telah menjadi puisi:
puisi telah menjadi prasasti
dan prasasti adalah daulatnya hati,
keyakinan dan keteguhan diri.
aku telah menaruh sukmaku
kedalam sujudmu
: perempuanku!
ini hanya sebuah mahar kecil
dari impian yang begitu besar.
akan kugenapkan semua
apa yang telah menjadi kata
dan do’a.
-mempelaimu sudah datang-
jangan berpaling sedikitpun
pandangmu dari bai’at ini,
perempuanku!
sebab
ketika puisi ini di tulis:
seekor kuda jantan sedang melaju
ke jantungmu!
Bekasi, 24 maret 2011
El A.B.
PESAN SINGKAT BUAT THIYA
telah banyak tempat
yang kita datangi
dan telah banyak orang
yang datang kepada kita.
seperti bayang bersilangan
dalam catatan buku harian
menjadi kelam dan samar.
ketika sadar
kita telah melangkah jauh
namun tak namapak jua
bintang berpendar
di ujung jalan.
lalu kita membakarnya
untuk secangkir kehangatan
karena malam begitu dingin
dan kelam.
di tungku tak berkayu ini dik,
hanya ada kita
dan api yang menyala-nyala.
lalu ada puisi dan kupu-kupu
berlompatan
dibawah bulan yang tersenggal
di jalan-jalan setapak
ruas waktu yang tersisa.
Jika pagi tiba
di semak-semak ini kita kan
memulai perjalanan
dengan hati yang rembang
dan berkobar-kobar.
manik keringat
akan menjelma mutiara.
karena cinta adalah cahaya
pantulan rasa yang dibasuh
dengan do’a
yang sangat rahasia.
hanya kita adikku,
kamu, aku dan rerumputan,
di sini
akan susuri jalan setapak ini
sebentara lagi adikku,
aku segera menjemputmu!
Bekasi, 24 maret 2011
El A.B.
"jangan kemana-mana, perempuanku. tunggu aku di situ".
Iya kuakui, aku suka kamu.
Ruh dan Sukmaku telah mengatakan itu.
Dan aku butuh kamu.
Aku ingin sekali menjadi kekasihmu untuk sesuatu yang pasti.
Merajut cinta dan asmara bersamamu utk kemudian kupinang menjadi istriku.
Aku tau apa yang harus kulakukan sbg lelaki. dan aku tetap akan memperlakukanmu sbgmana layaknya perempuan. Kamu memang tak sama dg perempuan lain yang selama ini kukenal. Kamu memang special.
Tentu kamu tak mau berunding soal ini denganku. Sekarang kita sudah tau posisi kita masing-masing. Kamu tentu ingin lebih dari sekedar apa yang telah kulakukan selama ini padamu. itu hanya ungkapan dan niat. Tapi aku memang tak berlebihan, karena memang bgtulah kesan yang ada di dalam diriku padamu. Aku ingin sekali jadi kekasihmu. Iya aku suka kamu.
Mungkin kamu merasa gamang dan ragu. Karena aku msh belum bisa berbuat lebih. Aku hanya melakukannya semampuku. Tapi aku akan terus berharap dan melakukannya lebih dan lebih lagi meski mungkin bagimu tak berarti, aku akan melakukannya semampuku. kebetulan juga kita berjarak secara geografis.
Aku sllu merindumu, pdhal tak pernah kulihat wujudmu, tapi aku begitu merasakan hal yang begitu berbeda padamu, semacam denyut mistis yang begitu akrab dan intim dg nurani sadarku. Bahwasanya aku memang menyukaimu, mencintaimu. ini realitas. Dan realitas memang tak selalu logis.
Aku yakin sekali, kamulah orangnya. Dan nampknya aku harus mengulangi lagi kalau aku menyukaimu. Ingin sekali jadi kekasihmu.
Betapa bangganya nanti aku punya kekasih dan calon secerdas dan secantik dirimu, dik Thiya!
Aku takkan mencederai hak-hakmu sbg perempuan, aku harus menghormatinya dan menghargaimu.
Dalam hal ini Aku sendiri akan tetap bersikap sbg laki-laki.
Aku ingin sekali memelukmu, menemukan segalanya disana.
Aku tak sedang berkhayal, disini banyak perempuan. Tapi apa berarti jika hati tak berkedip, dan justru menyala-nyala ke arahmu, jauh di Bandung situ. Aku begitu haru mengenangmu. Entahlah, apa ini namanya? Bingung juga aku kadang menafsirnya. Tapi....
Aku butuh kamu dik Thiya!
Mencintaimu, aku tak punya alasan selain untuk menikahimu. Itu saja. BISMILLAH..
Tak perlu kau tepiskan suara ini adikku, diam-diam aku telah memanggilmu dg sebutan "kekasihku".
Ini tentu tak Logis, dan andaisaja kuasa Tuhan bisa di logika-kan.... Tentu aku tak bisa menjelaskannya, kau tanyakanlah pada hatimu...
telah kukatakan banyak hal padamu. dan seperti katamu: aku tak begitu tahu tentang dirimu, tapi kamu tau apa yang harus kamu katakan dan tak perlu kamu katakan padaku.
begini: kalau rumahmu pernah kebakaran dan kamu kehilangan hatimu disitu, maka aku tak berharap dan tak mau kamu lari ke arahku, sebab kamu takkan menemukan rumah dan hatimu pada diriku.
thank's for all, adikku....
Bekasi-Bandung, 26032011
Bagaimana aku mengenalimu, El?
wew... banyak pengagum rahasinya yak...;;)
BalasHapus