Bismillahirrohmaanirroohiim...
Saya hanya hendak mengucapkan terimakasih. Dan memohon maaf.
Saya bahagia sekali hari ini. Tidak menarik ya? Kata orang, cerita bahagia tidak pernah menarik. Lebih menarik cerita nelangsa, aib dan luka. Nah, saya memang tidak ingin bercerita pagi ini. Hanya mengucap syukur. Sebab rejeki Allah turun menggerojoki kepala dalam bentuk guyuran cinta orang-orang yang tidak pernah saya duga. Betapa megahnya!
Ketika hari ulang tahun tidak pernah berarti apa-apa, selain tempelenganNya di kening akan jatah umur yang semakin berkurang, sejak dua hari lalu dibelaiNya juga ubun-ubun saya dengan seabrek kejutan yang mengkelukan hati. Merabai hangat pundak saya lalu membisik, "Jelang kematian juga bisa kaurayakan. Sama-sama dengan air mata. Belitan syukur membuatnya beda."
Betapa agung!
Cukupkah terimakasih saya haturkan? Untuk doa yang melantuni tahun-tahun mendatang? Untuk tak lekangnya ingatan mesra akan tahun-tahun yang telah lewat? Untuk harapan suci akan banyak hal yang suci!
Terimalah terimakasih saya yang tak ada wujudnya ini. Bagaimana bisa doa tulus dibalasi selain dengan doa lagi? Bagai sinar perak bulan yang memantul di permukaan samudera Allah, lalu tertangkap kembali oleh seisi bumi sebagai rahmat bagi alam semesta. Untuk kalianlah doa-doa indah itu kembali! Biar Allah membalasnya. Biar Allah membalasnya.
Ketika hari ulang tahun tidak pernah berarti apa-apa, selain tempelenganNya di kening akan jatah umur yang semakin berkurang, sejak dua hari lalu dibelaiNya juga ubun-ubun saya dengan seabrek kejutan yang mengkelukan hati. Merabai hangat pundak saya lalu membisik, "Jelang kematian juga bisa kaurayakan. Sama-sama dengan air mata. Belitan syukur membuatnya beda."
Betapa agung!
Cukupkah terimakasih saya haturkan? Untuk doa yang melantuni tahun-tahun mendatang? Untuk tak lekangnya ingatan mesra akan tahun-tahun yang telah lewat? Untuk harapan suci akan banyak hal yang suci!
Terimalah terimakasih saya yang tak ada wujudnya ini. Bagaimana bisa doa tulus dibalasi selain dengan doa lagi? Bagai sinar perak bulan yang memantul di permukaan samudera Allah, lalu tertangkap kembali oleh seisi bumi sebagai rahmat bagi alam semesta. Untuk kalianlah doa-doa indah itu kembali! Biar Allah membalasnya. Biar Allah membalasnya.
Mini surprise party from My Beloved Everythink |
Meski kita, masih saja berkutat
dengan pekerjaan. Tidak meluangkan waktu untuk sekedar ajakan makan
siang dan minum teh. Betapa saya rindu. Ingin menikmati lagi obrolan
ringan ditingkahi harum teh melati. Memandangi langit sore berubah
warna, dari jingga, ungu. Lalu hitam berhias bintang. Dan tawa lepas
kita tanpa beban.
Tapi boleh rindu itu saya simpan?
Ketika longgar semua beban kerja dan kehidupan, boleh saya yang menawari teh dan makan siang? Mudah-mudahan, langit sore masih di tempatnya.
Detak waktu masih dipanjangkan. Untuk sekedar bertukar cerita kita, akan
hal-hal yang tidak dapat dijawab manusia.
Terima kasih tak terhingga... |
Potongan kue pertama untuk Ummi Mertua :* |
5 Maret 2014, Mhatlav Pademangan Barat Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ