Motivasi dan Harapan

Bismillahirrohmanirrohiem…

Saya hanya perempuan biasa. Saya anak dari tukang sate keliling. Saya berasal dari salah satu keluarga dari sebuah komunitas masyarakat Madura di kota Bandung yang kesemuanya masih memiliki hubungan kekerabatan. Saat ini saya masih tinggal di PP. Raudlatul Ulum I Putri Ganjaran Gondanglegi Malang sejak tahun 2000 lalu.

Meski telah lama tinggal di kota Bandung tapi adat patriarki dalam keluarga besar saya, masih sangat erat. Ayah saya adalah sosok kepala keluarga yang hiper-protektif. Sehingga saya kurang mendapat dukungan untuk bisa sekolah tinggi. Baginya, untuk saya yang perempuan, sekolah sampai MA inipun sudah sangat tinggi. Keinginan saya untuk melanjutkan kuliah ditentang habis-habisan oleh keluarga besar. Alasannya karena kuatnya anggapan bahwa sepintar-pintarnya perempuan pasti kembali ke dapur juga dan terbatas hanya melayani suami. Apalagi terutama karena Kakak laki-laki saya saja tidak lanjut kuliah. Yang paling diperhatikan dalam keluarga adalah anak laki-laki. Maka dari itu, saya memohon maaf sebesarnya tidak dapat menyertakan fotocopy kartu keluarga disebabkan keluarga saya kurang kooperatif dalam hal ini.

Di antara kami memang masih sangat sedikit sekali  yang mengenyam pendidikan tinggi. Mayoritas pekerjaan kami adalah pedagang sate di pinggir jalan raya.

Impian saya adalah memperbaiki taraf hidup dan keilmuan kalangan kami. Banyak dari kami, yang anak laki-laki bekerja hanya sebagai pekerja di keluarga yang berjualan sate, sedangkan yang perempuan menjadi pembantu rumah tangga, TKW keluar negeri atau yang paling tragis, langsung dinikahkan di usia dini. Dan saya ingin mengangkat kehidupan kami menjadi lebih baik. Salah satunya, saya ingin menjadi entrepreneur dan kemudian bisa membuka sebuah taman bacaan yang dilengkapi warnet dan café yang kesemuanya itu bernuansa Islami. Untuk membudayakan keluarga kami dengan membaca dan membuka lapangan kerja khususnya untuk para pemuda di komunitas Madura kami. Sesederhana itu.