Hari pertama,
Aku diekspor ke Kantin STT Telkom. Di sana nggak sendiri, ada Mphuk, Muhammad, dan kadang ada si bos. Mahasiswanya sih cakep-cakep
Tapi panas, gerah, mandi keringat, mata perih luar biasa kena asap sate. Haduh haduh haduh...Aku melihat pemandangan di depanku dengan pandangan berbeda. Mahasiswa/i yang bersenda, tertawa-tawa, di kantin diskusi sambil buka buku, di masjid diskusi sambil buka buku. Hmmm... Sekilas aku teringat impian tahun lalu...
Pulangnya isya, itupun setelah bolak-balik ditelfon Mamah suruh cepat-cepat pulang. Atas perintah bos, aku diantar Muhammad sampai rumah. Sebenarnya malam itu aku sudah ditunggu pakaian² kusut yang minta setrika. Tapi sepanjang malam hanya aku habiskan dengan mijit-mijit kakiku yang sakit. Malam itu akhirnya aku bobo nggak pake bantal, bantal yang ada aku gunakan untuk menyangga kakiku yang masih pegal-pegal. Aku berusaha keras memejamkan mataku sambil berdoa lirih semoga kakiku akan sehat seperti semua seperti awal...
Hari kedua,
Bangun tidur kakiku udah sembuh. Alhamdulillah Ya Rabb... Tapi mataku yang sakit sebelah. Mata sebelah kananku nggak bisa liat, perih sekali , panas dan gatal. Lalu aku teringat dulu di Pesantren, kalo sakit mata maka bacakan surah al-Fatihah 41X lalu ditiupkan dan diusap-usap ke mata ketika ba'da subuh. Maka pagi tepat ba'da shalat subuh itu aku sudah komat-kamit baca surah Fatihah... Kupijat-pijat mataku pelan. Dan akhirnya mataku mendingan walau belum sembuh total.
Ba'da dluhur, kakiku sudah sakit lagi.. Untuk shalat dluhur ke masjid kampus saja jalanku sudah sedikit terpincang-pincang. Rasanya ingin tidur-tiduran dulu atau selonjor-selonjor kaki dulu. Tapi kami diburu waktu, kasihan Muhammad yang ditinggal di kantin sendirian.
Pulangnya hujan. Muhammad nggak mau nganterin aku pulang. Katanya dia gemetar, ga berani karena aku sudah tunangan. Seandainya aku belum punya tunangan, dia berani ngantar aku sampai rumah. Alhasil akupun pulang sendirian. Jalan kaki menembus hujan. Kaki yang memang sudah terasa bengkak sedari siang serasa sudah mati rasa. Aku berjalan pelan-pelan. Kugumamkan terus asma Allah. Aku harus sampai rumah. Aku tak boleh mengeluh. Sialnya aku nyasar berkali-kali. Aku nggak terbiasa jalan sendirian jadi nggak begitu hafal jalan. Aku susuri saja jalan sekenanya. Setiap merasa asing dengan jalan tersebut, aku kembali lagi. Aku tak ingin mengeluh.
Finally, sampai juga di rumah. Tapi aku sudah nyaris tak bisa berdiri. Untuk cuci kaki ke kamar mandi saja aku berpegangan ke dinding. Kakiku sakiiitt...
Mamah kaget saat tau aku pulang dari kampus dengan berjalan kaki. Beliau mengurut kakiku dengan dibaluri minyak tanah, memijat-mijatnya. Walau aku tak menyuruh beliau, sungguh aku merasa malu. Pantang bagiku menyuruh-nyuruh orangtua terlebih Mamah, dan ini Mamah mijat-mijat kakiku, sudah macam nyonya besar saja aku ini.
--i'm sorry, Mom--
Hari ketiga...
Gugah bobo langsung teu sumanget, asa teu raraos kieu iyeu teh. Aa' tanya aku pulang jam berapa, katanya ia diperintah Babeh untuk menjemputku terus sekarang. Aku curiga Mamah cerita keadaanku kemarin ke beliau.
Sesuai perintah kemarin, aku langsung ke rumah bibi. Ngecek-ngecek server, ngitung-ngitung orderan, and bla bla bla. Tapi ditunggu-tunggu sift 2 kok nggak datang-datang. Apa ini berarti aku kembali kerja di sini lagi? Lalu aku sempatkan curi-curi waktu untuk mosting ini...
Selidik punya selidik, ternyata Paman yang nggak ngebolehin. Alasannya [lagi-lagi], bahaya si Thiya udah tunangan --padahal di sana kan kerja, bukan pacaran!--. Beliau menyuruhku tetap di sini, di rumah, nungguin server, biar bisa dijagain bibi --aku merasa belum pernah nakal dan kemana-mana, kenapa mesti dijagain?--
Ini pengalamanku KULIAH 2 hari tapi nggak lulus-lulus.
Loh, Thiya kuliah sekarang? Seepp, pertanyaan baguss!!
Belum tau ya kalo Thiya sekarang kuliah?? Thiya kuliah tauk!!! Di STT Telkom jurusan rakora.
Nggak lah.. Becanda doang! Anak tukang sate keliling mo kuliah? Apa kata dunia???
Salam,
kata Kh. zainudin, dlm hidup itu butuh perjuangan, dal perjuangan butuh pengorbanan....jd apapun yg akan kita alami hadapi mdengan tegar dan sabar.....moga sukses......
BalasHapus