Kamis, Juni 10, 2010

Kalau nggak suka, diem aja!!!

PhotobucketSebenarnya menikah muda atau menikah tua itu apa sih? Yang bagaimana yang disebut menikah muda? Dan yang bagaimana yang disebut menikah terlambat (?) Apakah yang disebut nikah muda adalah yang menikah di bawah usia 30 tahun dan yang nikah tua di atas 40 tahun. Dan normalnya di kisaran 30 tahunan? Atau nikah muda yang di bawah 20 tahun? Atau malah di bawah 15 tahun? Bagaimana kalau di bawah 10 tahun? [Hah??? Syekh Puji? Hehe]


Yeah... Memang jawabannya pasti relatif ya. Latar belakang keluarga saya yang ndeso menganggap kalau anak perempuan yang belum menikah di atas usia 15 tahun adalah sesuatu yang mengkhawatirkan. Mereka tidak segan menerapkan praktik perjodohan untuk putri-putrinya sejak masih usia sekolah dasar bahkan sejak balita! Mamah saya sendiri menikah di usia 14 tahun. Kata Mamah, dulu beliau menikah setelah satu bulan suci dari masa haidl pertamanya.

Bagi banyak orang yang dibesarkan di lingkungan perkotaan, gaya hidup metropolis modernis membuat mereka lebih mementingkan karir dan akademis ketimbang menikah. Dan masalah yang sering sekali menjadi pertimbangan adalah materi. Bagaimanapun tidak ada yang mengharapkan hidup dalam tekanan materi. Bohong, kalau kita berkata makan sepiring dua  dengan cinta tetap akan bahagia. Dan mau tidak mau, dikatakan atau tidak, setiap orang tua ingin anaknya mandiri pada saat masuk ke dalam kehidupan pernikahan. Tidak lagi tergantung pada suntikan dana dari mereka. Mau tidak mau materi selalu menjadi bahan pertimbangan saat seseorang memutuskan akan menikah. Bayangkan, dimana kita akan tinggal? Pondok mertua indah? Sewa rumah? Atau memiliki rumah sendiri? Berapa biaya yang anda pelukan untuk itu?jika pun tinggal bersama orang tua, apakah kita juga akan menggantungkan hidup kita sehari-hari kepada mereka? Makan kita, minum kita, pakaian? Sampai kapan? Belum lagi urusan kehamilan, persalinan, anak, tidak satupun yang lepas dari materi, bukan! Di negara kita, dengan budaya kita, untuk menikah saja membutuhkan dana yang tidak sedikit. Padahal dalam agama menikah itu tidak perlu mengeluarkan biaya yang demikian besar. Selama syarat dan rukunnya terpenuhi pernikahan itu sudah sah. Dan saya sendiri sempat berandai-andai bila kelak menikah, tidak perlu lah sampai menyewa gedung, memakai pelaminan megah bak kerajaan. Saya lebih memikirkan urgensinya. Biaya sebesar itu lebih baik digunakan untuk biaya hidup selanjutnya, tabungan pendidikan calon putra putri, dan lainnya. Cukup acara akad yang disaksikan oleh seluruh keluarga saya dan calon misua. Kehadiran keluarga dan sahabat-sahabat saya itu yang terpenting.

Hanya saja, yang mengganggu saya belakangan ini adalah celotehan sumbang dari keluarga kanan kiri.
"Umur berapa kamu sekarang, Thiya?"
"Dua-dua"
"Umur dua-dua kok belum nikah?"
"Emangnya kenapa? Nggak suka??"

Latar keluarga yang ndeso seringkali membuat para paman dan bibi mengganggap saya dengan usia dua-dua di tahun 2010 ini sudah terlalu tua untuk menikah. Banyak sekali celotehan sumbang yang mengatakan saya tidak laku lah, terlalu pilih-pilih lah, bahkan tidak sedikit yang berkomentar kejam, Thiya perlu diselametin!  Dan yang berkomentar seperti itu bukan hanya datang dari kalangan orang-orang tua yang masih berpikiran primitif, tapi juga dilontarkan oleh sepupu-sepupu saya yang para mahasiswa dan terpelajar. HiksPhotobucket

Pesan dari sahabat saya yang alhamdulillah cukup menghibur,
Iya, sebel boleh. Tapi harus tetap tersenyum biar suasana hatimu tetap adem dan fikiran jernih. Yakinlah Allah pasti memberi yang terbaik bagi Thiya selama Thiya juga memberikan yang terbaik untuk Allah. Ambil hikmahnya aja dari segala ucapan maupun tindakan yang menimpa kita. Dekatkan dirimu padaNya dengan sedekat-dekatnya! Banyak berdoa saja, semoga suamimu nanti adalah pilihan terbaik dari Allah SWT walaupun itu melalui jalan orang tuamu. Tetap jaga dirimu baik-baik di jalan Allah!

 "Tuhanku, Anugerahilah Aku kemampuan untuk mensyukuri nikmat-Mu yang Telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya dan (anugerahi pula aku kemampuan) sehingga aku dapat beramal shaleh yang Engkau ridhai; dan juga kiranya kebaikan yang Engkau anugerahkan itu mengalir pula berupa kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku bertaubat kepada-Mu dan Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri" (QS. Al-Ahqaf : 15)


 "Umur berapa kamu sekarang, Thiya?"
"Dua-dua"
"Umur dua-dua kok belum nikah?"
"Emangnya kenapa? Nggak suka???"


Sekarang baca lagi JUDULNYA!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ