Bayangan diriku di tanah lapangan Marwa |
Kusedia hatiku
tuk kau bauri dengan rindu
kusedia air mataku
tuk membagi laramu di tapakku
kusedia waktuku,
tuk menunggu segenggam rindu
yang kau utus dari pangkuan jiwamu
tenanglah wahai ranggaku
karena tlah kujatuhkan sebuih
rasa ke hatimu yang kan selalu
menghadirkan aku di setiap gumam
dan hirup nafasmu
Puisi itu adalah puisi milik saya yang dikutip seseorang tak dikenal dari blog saya lalu mengirimkan pada saya via SMS.
Saat saya bertanya, "Afwan, ini siapa?"
Saat saya bertanya, "Afwan, ini siapa?"
Dia malah menjawab, "Afwan, bukan siapa-siapa. Hanya orang yang bermimpi menjadi Ranggamu... Mimpi yang tak berujung."
Belakangan ini saya mendapat teror SMS dari nomor yang sama. Ini beberapa pesan yang belum sempat terdelete dan masih tertinggal di hape saya;
- Salahkah ketika "Rangga" memperjuangkan sebuih rasa yang pernah diteteskan oleh seorang Renjana!!?
- Ketidaktahuan sang tercinta kepada pencintanya itu wajar, tapi yang jelas sang pencinta tau siapa sosok sang tercinta yang sebenarnya. Dan dia akan terus memperjuangkan cintanya sampai titik nadir. Apalah arti semua yang ada di dunia ini, jika tanpa kehadiran sang tercinta di sisinya?
- Setiap manusia punya kebahagiaan sendiri, tidak terkecuali bagiku. Aku takkan segan untuk mengorbankan semuanya demi kebahagiaanku, demi Renjanaku.. Walau nyawaku sekalipun.
- Wanita bagi pria adalah jiwa bagi jiwa, dan Renjana bagiku lebih dari semua itu...
- Keterbatasan kenangan akan masa lalu dan ketakutan akan masa depan membuat manusia takut untuk mencoba mencari hal-hal yang tidak diketahuinya, yaitu kemana cinta sejati itu membawa kita.
Saya yakin, dia bukan tidak tahu kalau saya sudah bertunangan. Sepertinya dia bukan orang asing. Karena saat saya katakan padanya tentang status saya, dia malah menjawab, "Itu kan cuma status dari wadak kasar sang Renjana, tapi tidak hatinya..."
Sebal? Pasti!
Sebenarnya tidak terlalu mengganggu karena kata-katanya tidak jorok, memancing amarah, atau hal-hal sensitif semacamnya. Isinya hanya gombalan khas pujangga dengan kata-kata berbau puitis dan philosophies. Saya menyebutnya A Secret Admirer. Sebagai perempuan, seharusnya saya terbang saking tersanjungnya dipuja-puja seperti itu. Tapi saya malah merasa sedikit terganggu karena rasa penasaran. Ya, saya sadar sekarang kalau perasaan penasaran itu menyakitkan. Pantas saja tak ada yang mau mati penasaran, heuheu.
Seiring waktu, menurut saya sekarang menjadi secret admirer adalah tindakan yang egois. Sang kekasih tak pernah tahu bahwa ia menjadi tokoh yang sangat dikagumi pengagum. Ia tak pernah diberi kesempatan untuk ikut memberi perhatian, atau bahkan ikut memberi cintanya. Dan yang paling parah, ia mungkin akan memilih orang yang tak bisa mencintai sedalam kamu mencintainya.
Dan saya pikir, menjadi secret admirer artinya bahwa itu tak pernah serius. Itu hanya permainan perasaan belaka. Perasaan itu boleh dikendalikan oleh hati. Namun keseriusan dikendalikan oleh logika otak. Cinta mungkin memang buta, tapi keseriusan itu tidak. Jika kamu memang serius dengan cintamu, secret admirer adalah tindakan yang pengecut. Jika kamu serius dan siap memegang komitmen, maka berilah kesempatan dia untuk tahu perasaanmu. Berilah kesempatan dia untuk juga mencintai dan memilikimu. Tapi kamu juga harus menerima penolakannya dan memberi kesempatan dia memilih cintanya sendiri. Dan ditolak dengan cara itu bukanlah suatu kekalahan. Harga diri tak pernah berkurang sedikitpun karena kamu telah membuktikan bahwa kamu jantan dan tanggung jawab. Tanggung jawab terhadap perasaanmu ke dia. Jauh lebih jantan daripada perbuatan seorang pengecut yang menyembunyikan diri, tak berani bilang sayang karena takut harga dirinya jatuh.
Karena bagi saya menjadi secret admirer harus tahu akan risiko. Kamu boleh cemburu habis-habisan, tapi kamu tak bisa protes. Kamu boleh menangis tatkala yang kamu puja tak sedikitpun menaruh perhatian, tapi kamu harus sadar bahwa memang itulah risikonya. Kamu boleh patah hati ketika sang kekasih menjatuhkan pilihannya kepada seorang pria yang beruntung, tapi kamu tak boleh bunuh diri karenanya. Salah sendiri perasaan itu kamu pendam sendiri. Kalau tak mau sakit seperti ini, jangan jadi secret admirer. Utarakan perasaanmu ke sang kekasih. Jika diterima, akan lebih baik bagimu. Dan jika ditolak, kamu bisa segera terbang ke lain hati.
Jadi, kalau di antara pembaca ada yang merasa pengirim SMS-SMS tanpa nama di atas, segeralah mengaku!
~ Thiya Renjana ~
Bandung, Jawa Barat
--menarik nafas dalam-dalam dan berusaha mengeluarkannya dari lubang yang benar--
--menarik nafas dalam-dalam dan berusaha mengeluarkannya dari lubang yang benar--
heuheu ...galak uy sekarang .... ampun bu
BalasHapusBialin wee... :n:
BalasHapusHa...:f: SMSnya lebbey.....! yup! aku setuju secret admirer lebih dekat pada pengecut..
BalasHapusbukan pengecut, tapi belum cukup untuk jadi pemberani
BalasHapus