Sabtu, Agustus 28, 2010

Malam Ahad

Bismillahirrohmaanirrohiim....

Hari ini malam minggu?

Saya lebih suka menyebutnya malam Ahad. Tidak jelas kenapa-kenapanya, jadi bukan berarti kepengen ke arab-arab-an ya!

Sejak kecil saya tidak mengenal istilah malam mingguan. Datar saja. Tak ada teman, pacar(?) atau tunangan apel. Seperti biasanya saja. Tidak berbeda dengan hari-hari yang lain. Kalau tak menemani Mamah menonton sinetron sebentar —saya tidak terlalu hobi menonton TV— sampai beliau tertidur, biasanya tak lama karena Mamah pastinya kelelahan kerja seharian. Atau menyentrika tumpukan baju mingguan (bahkan bulanan :D ) orang serumah. Lebih seringnya sih ngurung di kamar, baca buku, dengerin MP3, maenin hape [SMSan, tilpun-tilpunan, pesbukan, ngempi, ngetwit, ngedit-ngedit poto manual, wa akhowatuha], lalu tidur.
Berhubung sekarang Ramadhan, ya kegiatannya bertambah satu. Tarawih. Just it. Tadarus di masjid tidak masuk hitungan. Itu bukan agenda saya. Hidup di kota tidak terbiasa ikut kegiatan-kegiatan masjid, susah keluar rumah. Paling hanya tilawah sendiri di dalam kamar, itupun kalau tidak ada godaan HP dan buku-buku.

Thiya, tak usahlah risau dengan malam minggu. Janji Allah sudah pasti sungguh. Wanita yang baik hanya untuk pria yang baik tentu... ^^

***

Kemarin terpukul dengan jawaban sapaan chat via FB dari adik yang benar-benar tidak pantas. Seperti orang tidak pernah ke pesantren saja. Ckckck.
Malamnya ada SMS dari sahabat lama, yang komplain kenapa tiba-tiba adik saya itu membalas sapaannya dengan kata-kata kasar dan tak pantas. Dia bertanya apakah adik saya itu marah padanya?
Lalu tadi pagi saya konfirmasi padanya, bertanya pelan. Dia bilang dia memang OL kemarin sore tapi cuma sebentar —padahal kemarin akunnya OL lama, sampai saya pulang— Dia tidak merasa menjawab chat dari saya, kawan saya tadi, dan satu lagi sahabat kami yang mengkonfirmasi langsung padanya via SMS juga. Aneh. Dia bilang yang tahu password hanya dia, saya dan seorang sahabatnya yang juga saudara kami.
Benar tak aman!

***

Tidak sabar menunggu besok. Janjian ketemuan dengan Rinah di alun-alun, sekalian mau naik menara masjid agung, menikmati view kota Bandung dari atas. Kami bahkan sudah janjian akan mengenakan baju apa besok, yakni baju setelan muslimah. Saya pakai putih, dan dia insya Allah pakai yang merah. Biar anggun :D
Rencananya saya ke sana bersama adik.Waktu yang tepat untuk merefresh pikiran dari kekecewaan [lagi] karena tidak diijinkan oleh Tuan Besar menghadiri panggilan interview kerja dari dua perusahaan berbeda. Padahal beliau sendiri yang menyuruh saya melamar pekerjaan dan menunggu panggilan.

***

Pagi tadi sebelum shalat subuh menyempatkan menyapa Purnama. Dia tak aneh-aneh lagi seperti dulu. Ngobrolnya asyik lagi, kembali seperti pertama kenal yang tepat menjadi tempat berbagi dan meminta nasihat. Alhamdulillah, cukuplah sebagai charger jiwa pagi ini ^^

***

Masih jauh dari khatam membaca Dalam Dekapan Ukhuwah. Susah sekali mencari-cari waktu untuk membaca buku --tepok jidat-- Alasannya selalu karena mumpung Ramadhan, dari pada membaca buku bertebal-tebal lebih baik membaca al-Quran berjuz-juz. Hingga detik ini baru bisa menyelesaikannya sampai halaman 41. 
"Pohon itu seperti seorang mukmin," kata Sang Nabi sambil tersenyum. "Tak gugur daunnya, kokoh pokok dan batangnya, dan menjulang ke langit cabangnya. Tahukah kalian pohon apa itu?"
para shahabat mencoba menebak. Tapi bahkan Abu Bakar dan Umar terdiam tak bicara. "Pohon itu adalah," kata Sang Nabi akhirnya setelah menanti jawab beberapaa jenak, "Pohon kurma." Abdullah ibn Umar si bocah kecil, berbisik pada ayahnya begitu mereka bubar dari majelis. "Ayah,"katanya, "sesungguhnya tadi aku tahu bahwa itu adalah pohon kurma. namun aku tak mengatakannya sebab engkau, Abu Bakar dan para tetua lainnya diam saja."
Umar berjongkok. Ditatapnya mata putra kesayangannya itu. "Nak,"ujarnya sambil membelai ubun-ubun,"Sesungguhnya aku lebih suka engkau bicara jika padamu memang ada ilmu, dari pada engkau diam dan menyembunyikan pengetahuan."
Benar-benar buku yang menginspirasi. Membangkitkan kembali ghirah dan semangat di kala futur karena banyaknya masalah kehidupan. Buku yang mengajarkan banyak hal tentang pengetahuan, persaudaraan, juga cinta.


***

Tiba-tiba terlintas. 
Mau nikah, punya anak, punya karir dan tetap waras di Bandung... 
1. Bikin jadwal 2. Ikhlas kalau buat salah 3. Having Fun! 4. Bismillah :)

***

Menulis ini dengan perasaan kurang nyaman. Habisnya bibi saya bolak-balik terus dari tadi. Menyapu ruangan sampai bersih. Lalu disapu lagi. Eh, masih diulang disapu lagi. Padahal sebelumnya sudah disapuin sama saya dan diulang Teteh pegawai perempuannya. Kurang licin apalagi sih lantainya? :p
Sekarang baru menyadari benarnya kata beberapa kawan kalau menulis memang membutuhkan suasana tenang dan sepi. Apa saya bawa saja PC ini ke gua gitu?? :p

***

Tempat kerja sedang sedikit bising dengan suara orang malu pakai palu —sampai tulisan ini diposting belum menemukan istilah yang lebih baik— di lantai atas dan di depan rumah. Sedang ada renovasi besar-besaran di rumah Bibi. Sudah sekitar semingguan saya menikmati kebisingan ini dan sepertinya masih lama selesainya. Dan hari ini, yang kerja sedang berada tepat di atas kepala saya. Rasanya kepala saya seperti sedang diinjak-injak, alergi kambuh karena banyak debu, ditambah perasaan was-was berlebihan karena khawatir kejatuhan sesuatu :(
Mengetik sambil menutupi hidung dengan ujung kain kerudung...

***

Sedang membantu sahabat hebat dari Garut yang sekarang ada di Kairo. Membuat puisi bertema Ramadhan yang akan ia baca malam ini dalam rangka Nuzulul Quran.

***

Tiba-tiba Tuan Besar bilang akan pulang kampung sekeluarga selepas lebaran nanti. Kata beliau, untuk apa pulang kalau tidak sekeluarga padahal semua keluarga dari 8 keluarga akan pulang berbondong-bondong karena ada acara di sana. Saya sih senang saja walau di sana tak berbeda dengan di sini. Tak ada kawan seumuran.
Sekarang menimbang-nimbang perdana dari provider mana yang akan saya pakai saat pulang kampung nanti [tidak tepat menyebut mudik karena baru pulkam setelah lebaran]. Khawatir Axis tidak menemukan signal di sana walaupun katanya selama ada signal XL maka pasti ada signal Axis karena kerja sama roaming di antara keduanya.

***

Barusan di FB dapat kabar dari Umay. Bahwa Qhanz, salah seorang sahabat luar biasa saya, keadaannya sudah mendingan. Sayangnya dia hanya mendapat info dari teman-temannya juga. Padahal saya berharap Umay bisa menggambarkan keadaan Qhanz sekarang secara jelas dan detail. Semoga ia lekas sembuh dan saya bisa segera menginterogasinya tentang keadaan dan historisasi kecelakaan yang menimpanya. Allahku, dengan berkah RamadhanMu, sembuhkan sahabat terbaikku. Amin...

Oke deh sebegini dulu :)

~ Thiya Renjana ~
Kehidupan. Pengorbanan. Pencapaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ