Sabtu, September 25, 2010

Jangan tekan saya

"Pokoknya terus berjuang!"
"Pernikahan adalah ibadah. Kalau kamu mau memperjuangkan pernikahanmu agar menjadi pernikahan yang membahagiakan maka sama saja kamu memperjuangkan ibadahmu."
"Jangan sampai jadi neraka, pernikahan itu surga."
"Buat apa agama mengatur pernikahan kalau pernikahan itu hanya akan merenggut hak-hak banyak orang, hanya akan menindas cinta yang dibangun dengan ketulusan, hanya menjadi neraka bagi kedua pasangan atau salah satunya. Rasanya cukuplah Tuhan menciptakan cinta, dan fungsi pernikahan adalah untuk menyambungkan cinta-cinta itu, bukan malah memisahkan cinta-cinta itu..."

*****
Bismillahirrohmaanirrohiim...

Diceramahi paman-paman bibi-bibi kanan-kiri terus-menerus untuk segera menikah karena sudah ketuaan membuat panas kuping. Apalagi kalau diembel-embeli dipekerjakan di server di rumah bibi ini agar bisa diawasi. Sebenarnya saya teramat marah dengan embel-embel itu. Saya pernah kena kasus kenakalan apa sampai harus dijaga sedemikian rupa? Insya Allah saya sudah mengetahui mana yang boleh dan tidak boleh apalagi saya dibesarkan dalam tradisi santri. Sikap yang ber-over protection dari mereka membuat saya jengah. Karena terkadang mereka salah malah membatasi apa-apa untuk perkembangan diri saya. Di tempat kerja ini pun saya justru merasa tidak aman dan terganggu. Suasana kerja yang sudah tidak kondusif dan berbahaya begini membuat saya tertekan tanpa mereka sadari.

Saya semakin merasa kalau hidup membujang memang tak aman. Saya harus segera menikah agar gangguan-gangguan ini berhenti. Saya sungguh ingin segera menikah. Sekali lagi bukan karena kebelet tapi untuk menjaga diri. Dan ceramah-ceramah dari kanan kiri itu membuat saya semakin tertekan. Bukan saya yang membuat urusan pernikahan ini menjadi rumit tapi kenapa saya terus yang disudutkan?

Kata-kata pembuka di atas itu adalah ucapan dari sahabat-sahabat saya. Mereka menyemangati saya untuk melawan tirani orang tua. Tapi bukan saran itu yang saya harapkan sebagai solusi. Saya ingin menyelesaikan semuanya baik-baik tanpa ada acara melawan orang tua dan bersitegang hingga pergi dari rumah hanya untuk memperjuangkan idealisme sendiri.

Belum habis disudutkan dalam masalah ini, orang-orang-yang-tidak-bisa-dibilangin pake acara mengganggu saya terus-menerus. Beberapa orang-orang-yang-tidak-bisa-dibilangin ini malah dengan innocent-nya terus-terusan mengganggu saya dengan telfon dan sms. Saya kehabisan cara untuk menghentikan mereka menghubungi saya dan mengharap saya menjadi pacarnya. Status "engaged" saya tidak dianggap. Kejutekan -kejutekan saya belum cukup membuat mereka jera mencari-cari nomor hape dan kontak saya di dunia maya. Saya bukannya anti menerima telfon dan sms. Tapi orang-orang-yang-tidak-bisa-dibilangin itu menelfon lama setiap pagi siang-sore-malam tanpa ada topik serius. Saya capek sendiri harus gonta-ganti nomor. 

Menghadapi kasus status saya yang bermasalah seorang diri saja bagi saya sudah terasa berat, apalagi ditambahi dengan tekanan-tekanan dari orang-orang-yang-tidak-bisa-dibilangin yang terus menanyakan kapan hati saya terbuka untuk mereka, juga kekecewaan karena teman-teman pria yang akrab semakin menjauh karena ternyata selanjutnya mereka meminta lebih dan saya tidak bisa memberi. Bagaimana saya tidak frustasi? Tidak bisakah menjadi sahabat saya saja? Pure!

Yang saya inginkan saat ini adalah berhenti kerja dan lalu menikah. Bagi saya bekerja itu bukan soal gaji tapi kesejahteraan diri. Kalau saya sudah tidak merasakan keamanan di tempat kerja sini dan saya juga tidak diperbolehkan pindah ke tempat lain, ya sudah, saya pilih berhenti saja dan lalu menikah agar gangguan-gangguan itu berhenti. Kalau mau egois saya bisa saja tega langsung berhenti kerja dan membiarkan server awut-awutan begitu saja kerena belum menemukan pengganti. Lalu bagaimana dengan menikah? Tidak bisa juga saya berhenti kerja hari ini dan keesokannya menikah. Bisa saja saya akan semakin merasa tertekan karena tidak punya kegiatan apapun dan tidak keluar rumah sama sekali. 

Saya ingin marah tapi pada siapa??? Saya tidak bisa marah, saya bisanya cuma nangis.....

Tempat sampah di Lazuardi Hati ini memang untuk menampung sampah-sampah di kepala saya sebab untuk saat ini saya belum menemukan media atau orang yang tepat selain ini. Berkeluh-kesah pada orang lain hanya akan membuat saya tampak sebagai orang yang kerjaannya mengeluuuuhhh terus. Meskipun saya tahu, berkeluh di sini juga tidak memberi saya apa-apa karena tidak bisa memberi saya saran dan solusi apapun. Bahkan ada beberapa pembaca Lazuardi Hati yang pernah meminta saya menghapus blog ini. Mereka bilang isinya tidak informatif, hanya berisi keluh kesah kepenatan hidup. Sampai sekarang saya belum bisa mendeletenya karena belum menemukan pelampiasan yang baru. Mungkin tempat sampah ini akan terhenti diisi setelah saya punya tempat berbagi kesah yaitu suami kelak.

Maaf pada semuanya yang tersesat di Lazuardi Hati dan kebetulan membaca ini. Tolong jangan larang saya 'nyampah' di sini. Pernah dalam satu waktu seseorang berseru via chat, ""Kasihan ga punya temen, temennya komputer hehehe.. Ga bisa bicara komputer mah!". Dan saya hanya nyengir. Masam.

Ah, mungkin saya saja yang terlalu berlebihan, terlampau mendramatisir suasana sehingga saya merasakannya sebagai masalah besar yang terus-terusan menghimpit dada dan kepala. Tapi bagaimana kalau memang itu yang saya rasakan? Setiap saya meraung di dalam hati dan menangis sendiri selalu ada kekhawatiran kejiwaan saya tidak mampu menahan sesak. Naudzubillah.

Saya selalu bilang, "nggak apa-apa" padahal saya merasakan sangat sakit di dalam sini. Saya benci sendiri  karena tidak bisa jujur kalau sebenarnya saya sedang apa-apa, ingin apa-apa, dan benci apa-apa. Saya cuma bisa cape hati.

Sudah dulu ya, perut saya perih ....
~ Thiya Renjana ~

4 komentar:

  1. Air Mata (Dewa 19)
    "Menangislah Bila Harus Menangis"

    "Air mata telah jatuh membasahi bumi
    Takkan sanggup menghapus gelisah
    Penyesalan yang kini ada
    Jadi tak berarti
    Karna waktu yang bengis terus pergi

    Menangislah bila harus menangis
    Karena kita semua manusia

    Manusia bisa terluka manusia pasti menangis
    Dan manusia pun bisa mengambil hikmah

    Dibalik segala duka tersimpan hikmah
    Yang bisa kita petik pelajaran
    Dibalik segala suka tersimpan hikmah
    Yang kan mungkin bisa jadi cobaan"

    " Semoga Hati mu dingin dengerin lagu ini"

    http://www.4shared.com/audio/_sUU4Gvi/Air_Mata__wwwqhanzwebid_.html

    BalasHapus
  2. sesudah kesulitan ada kemudahan ya jeng, amin

    BalasHapus
  3. Aku datang menggandeng asa
    harap cinta, berbagi rasa
    tanpa duka, apalagi dusta

    awan biru selimuti hati
    asa bahagia meniti hari

    entah....
    harus kemana lagi..?

    setiap sudut telah kusapa..

    setiap kota telah kusaba..

    namun, tak jua ada...


    kasih...

    Dimanakah engkau..?

    sapalah hati, bawalah cinta..

    di sini aku merana..!!!

    menanti belaian kasih hidup bersama.
    tuk bina asa, memupuk karsa..

    akh...

    ada yang semakin tak menentu di dasar jiwa..
    dan kadang pergi, entah kemana..???

    sementara,
    hasrat selalu menanti...
    hadirmu membawa cinta di suatu masa...

    buruaaaN da ah... jangan bingung mulu
    (kabur ngacir jum'atan)

    BalasHapus

Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ