Sabtu, September 18, 2010

Tentang Rasa

Bismillahirrohmaanirrohiim ...

Kemarin saya ikut nimbrung di depan TV bersama Mamah dan si bungsu, yang pegang kendali remote TV adalah si bungsu jadi saya sama Mamah saling bersahutan minta pindah channel setiap ada jeda iklan. Karena channel yang berpindah-pindah itulah kami semua tidak ada yang menonton full satu acara TV. Kami menonton yang kebetulan sedang beruntung terpampang di layar saja, sehingga jalan cerita yang saya lihatpun setengah-setengah. Tapi kemarin malam itu saya sempat merasakan tidak suka dan suka pada salah satu scene episode di beberapa acara TV.

Yang saya tidak suka ada di sinema remaja "Arti Sahabat". Memang dari awal tayang film ini saya sudah kurang suka. Tidak ada pelajaran yang bisa diambil dari situ. Terutama semalam ada salah satu scene dimana sekolah mereka mengadakan acara (entah acara apa, mungkin semacam Prom Night karena para siswa diharuskan berpasangan). Di scene itu, para siswi hanya boleh berpasangan dengan siswa tapi dengan cara dilelang! Jadi siswi-siswi digilir di atas panggung untuk dilelang kepada para siswa. Tentu saja siswa yang merasa gadis idamannya sedang ada di atas panggung akan menawar harga setinggi-tingginya agar bisa ngedate dengannya. Mulai dari 100 ribu, 150 ribu, 500 ribu, sampai 700 ribu. Beberapa siswa sampai harus berutang pada kawannya untuk menggenapi uang yang sudah terlanjur ditawarnya pada panitia pelelang. Benar-benar aneh! Cewek-cewek dilelang dan dihargai dengan uang??!! Nggak banget!

Scene yang saya suka kali ini di serial kartun Malaysia "Upin dan Ipin". Biasanya kalau adik saya menonton ini saya akan menggerutu film ini sudah berkali-kali diulang kok masih juga ditonton lagi. Tapi malam itu saya memang baru melihat episode yang ini. Di scene itu diceritakan bahwa Opa alias neneknya Upin Ipin tidak ikut sahur dan berbuka puasa. Ternyata si Opa sedang sakit dan Upin Upin bergegas menengoknya. Yang membuatku tersentuh adalah beberapa dialog lugu si Upin Ipin.

"Opa, ayo makan..." 
"Opa sakit ape?"
"Opa mau ini?" sambil menyodorkan sepotong ayam goreng.
"Kami tak nak tarawih, kami nak jaga Opa"
"Opa lekas sihat ya, kami sudah doakan Opa." Lalu mencium kening Opa setelah sebelumnya mengompres kening Opa, dan lalu mereka berdua tidur di kanan kiri Opa menemani. The End. 

Ah, saya ingin punya anak baik dan sholih, insya Allah, amiinn...

****

Belakangan ini kenapa ya saya sulit sekali bangun pagi? Apa karena sedang 'tidak shalat' sehingga selalu baru bangun setelah jam enam pagi saat matahari sudah menembus bilik kamar. Padahal baru saja minggu-minggu ini saya mendapatkan ilmu baru dari eramuslim.com

Rijaalul Fajri (orang yang menghidupkan waktu pagi)
  • “Waktu fajar merupakan lembar kelahiran semua bentuk kebaikan”. Maka, perang jaman Nabi pun sering dilakukan pada waktu fajar
  • “Waktu fajar adalah lambang kemenangan” . Jika ingin sukses, bangunlah dui waktu fajar dan jangan tidur lagi.
  • “Fajar adalah lambang kehidupan, lambang masa muda, tanda aktivitas, ciri kebenaran dan keadilan, dan waktu ini paling strategis karena hawa masih segar dan Allah membagi rizkiNya di waktu fajar”
  • “Sholat subuh merupakan tanda iman seseorang dan bebas dari sifat nifaq, karena waktu ini berat bagi orang yang belum terbiasa” --> Rasul SAW melarang tidur usai sholat subuh. Rasul pernah melihat Fatimah tidur setelah sholat subuh lalu segera dibangunkan
  • “Sesungguhnya sholat yang paling berat atas orang munafik adalah sholat Isya dan subuh” (HR Bukhari Muslim)
  •  “Jangan sampai ayam jantan lebih cerdas darimu. Ia berkokok sebelum fajar, sementara kamu masih mendengkur tidur hingga matahari terbit.”
Saya harus bertekad lebih kuat lagi untuk berubah diri. Melepas kemalasan untuk bangun pagi. Malu sama ayam di rumah :D

****

Tadi pagi sebelum berangkat, Mamah berbisik sesuatu. Kata beliau kemungkinan besar kami sekeluarga jadi pulang kampung. Rencana keluarga besar kami berantakan karena salah seorang shohibul hajah tiba-tiba sakit sehingga keluarga saya diminta untuk pulang kampung karena keluarga-keluarga lainnya membatalkan kepulangan.

Berarti dari sekarang saya harus membuat checklist apa saja yang akan saya bawa (:

****

Tadi di SMS sama Bu RT kalau ada kiriman buku API SEJARAHnya Ahmad Mansur Suryanegara. Saya tanya pengirimnya, ternyata Paman Jurig alias Kang Yadi Yuwandi. Subhanallah, dengan apa saya harus berterima kasih? Dengan berkelakar, dia bilang saya cukup menyiapkan sekarung kemenyan. Hahaha, dasar Jurig XD

Terima kasih, Kang. Allah yang mengganti, insya Allah.

****

Barusan saja, tepat sebelum saya memposting ini, Bibi menghampiri dan mengelus-elus punggung saya. Dia menasehati saya untuk tidak dekat-dekat dengan Abang sepupu (Hah? Siapa yang dekat-dekat? Justru saya menghindar terus.. Ggggrrrr) Juga dinasehati agar menyiapkan hati dari sekarang karena Babeh bilang pada beliau akan segera menikahkan saya dalam waktu dekat ini. Hiks, saya tidak punya kata-kata apapun untuk mendefinisikan perasaan saya saat ini. Ini adalah keinginan terbesar saya dan juga ketakutan terbesar saya sekaligus. Entahlah. Saya masih belajar untuk mengucapkan "Kami tak tahu ini rahmat atau musibah. Tapi kami selalu berprasangka baik kepada Allah!" Dan semoga Allah memang sedang menyiapkan sesuatu yang benar-benar terbaik yang pantas saya terima, saya percaya.

Mudah-mudahan kita tidak lupa, bahwa kita ber-Tuhan... Dan mudah-mudahan kita tidak lupa bahwa Beliau Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.. Dan mudah-mudahan kita tidak lupa untuk mensyukuri apa pun kehendak-Nya.. Dan mudah-mudahan kita tidak lupa, bahwa syaithan sangat santun membengkokkan hati... --tersenyum semampu yang saya bisa--

Wallahu a'lam...

~ Thiya Renjana ~
sedang menikmati galau yang tiba-tiba mendera....

1 komentar:

  1. "Dan semoga Allah memang sedang menyiapkan sesuatu yang benar-benar terbaik yang pantas kamu terima, saya percaya". Amien.. ^_^

    BalasHapus

Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ