Senin, November 01, 2010

Apa kabar November?

Bismillahirrohmaanirohiim...

Apa kabar November?

Semoga tak banyak yang terlewatkan. Sebenarnya ini bukan bulan yang sibuk sampai tidak punya waktu untuk nulis di blog atau sekedar quick note di Twitter, MP, Plurk, FB, Yahoo. Tidak juga terlalu sepi dan biasa hingga tak ada yang bisa diceritakan. Saya hanya sedang malas berkata-kata.

Atau mungkin juga ini efek dari peristiwa tak terhindarkan semalam. Saat orang yang paling mengganggu pikiran tiba-tiba menghubungi saya setelah lama tak ada kabarnya. Entah ia mendapati nomor saya dari siapa. Yang jelas, setelahnya hingga sekarang dan entah sampai kapan, saya terus-terusan ditekan perasaan ngeri membayangkan bagaimana amukan Babeh nanti.


Rasanya ingin bilang : Beh. Ini bukan urusan Babeh ya?!! Bukan Babeh yang akan menjalani semuanya tapi saya dan saya punya jalan sendiri. Kalau tetap memaksa kehendak sendiri yang belum tentu benar itu, saya angkat kaki saja dari rumah.

Ah, seharusnya tak perlu seperti itu. Karena hanya akan membuat saya kalang kabut sendirian. Membayangkan gelegar suaranya saja sudah membuat dada jungkir-balik dahsyat dan telapak tangan saya basah oleh keringat. Intinya saya terlalu takut mengusiknya lagi. Jadi saya malah bingung untuk menyelesaikan ketidakjelasan ini ataukah membiarkannya tetap seperti ini saja.

Terkadang saya mengharapkan keajaiban bahwa segalanya akan tetap tenang. Pertalian itu putus tanpa ada satupun yang memerah wajah karena malu atau amarah. Mensugesti diri sendiri bahwa semuanya akan baik saja.

Tapi sepertinya tak mungkin.

Dan anehnya saya malah menjadi ragu akan memilih siapa. Sebenarnya di antara kalian, siapa yang saya cintai tulus?


Tapi dari semua hal kurang menyenangkan itu, di November ini saya akan pulang ke kampung halaman muara segala kenangan, Insya Allah. Dan saya sangaaaattt ingin ke pantainya. Belakangan ini saya rindu bau lembab air laut, suasana khas hutan bakau juga buah-buahnya yang menjuntai, dan kasarnya butiran pasir juga pecahan batu karang. Dan tentu saja, debur ombak. Mungkin di antara keras suara derunya, saya bisa teriak sepuas-puas yang saya bisa. Berharap semua kegilaan hidup dibawa ombak ke laut lepas. Saya butuh ombak!

Sebagian besar dari yang tidak mungkin
untuk Anda capai, Anda tetapkan sendiri.

Anehnya, setelah itu Anda akan mulai mengeluh
dan mengasihani diri sendiri yang merasa
...tidak diperlakukan adil oleh kehidupan ini.

Maka, janganlah Anda menggunakan pikiran dan
perasaan Anda untuk membatalkan kemungkinan Anda sendiri.

Apa pun yang Anda inginkan, mungkinkan!

Anda berhak untuk hidup damai dan sejahtera.

(Mario Teguh)

~ Thiya Renjana ~
Bandung, new moon new hope...

Lagi-lagi engkau memberiku batasan, memasung perasaan yang sebetulnya dimungkinkan untuk terbang. Engkau memenjarakanku pada ruangan sempit yang sebetulnya hanya membekukan langkah. --Semoga segalanya akan baik-baik saja--

1 komentar:

Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ