Minggu, Januari 02, 2011

Saat Hidup Tak Harus Sempurna...

Bismillahirrohmaanirrohiim...

"Kutasbihkan tahun itu
sebagai tahun kehilangan tak tergantikan, dirimu,
tersebab kepergian tak pernah mengenal kata pulang..."

Dulu, saya pernah mati-matian membenci seseorang bernama BASkara. Kemudian setelah hampir dua tahun, keadaan malah berbalik menjadi mencintai mati-matian. Dan sekarang, saya justru mati-matian mencari segala hal untuk kembali mati-matian membencinya seperti dulu. Ketika Kak Bintang hilang, tak bisa membuat saya bimbang. Lalu kenapa saat BASkara pergi, saya dibuatnya menangis berkali-kali?


Tapi setelah saya berpikir agak lama dan mengamati perkembangan virus membenci di hati saya, saya bisa bilang bahwa saya tidak benar-benar bisa membenci orang 100%. Setelah beberapa kali mengalami hal yang sudah kelewat batas, saya sempat membenci mereka, tapi beberapa bulan berselang, kebencian saya mulai pudar. Saya memaafkan mereka atas hal yang mereka lakukan. Saya berharap Allah menyampaikan maaf saya melalui doa karena saya tidak bisa lagi bertatap muka dengan mereka atau dia yang telah menorehkan luka.

Sekarang saya justru berusaha menggali hikmah dari luka. Luka yang mendewasakan saya. Bahwa Allah sudah berbaik hati memberi luka itu agar saya tidak alpa lebih lama. Dengan luka itu Allah merengkuh saya agar kembali. Allah sedang memberi tahu saya bahwa saya sedang berada di jalan yang salah. Seperti dalam buku Sakinah Bersamamu page 80, jangan bahayakan cinta untuk hal-hal yang tak pasti dan hanya melahirkan penderitaan tak berujung. Ya, kemarin saya sempat mengalami fase iman yang futur, ibadah yang kendur. Ini tidak bisa dibiarkan. Peluk saya kembali, Tuhan!

“Kukira menangis adalah senyum
 terbaik bagi sebuah perpisahan,
maka Tuhan mencipta gerimis pagi
di antara pagar tinggi dan bayang
akasia.”
Sekarang saya bisa menerima segala luka itu. Saya sudah tidak lagi bersedih terlampau dalam ketika mengingatnya, walau masih sering berdebar ketika membaca namanya. Saya sangat berterima kasih atas perpisahan itu. Atas kenangan yang tak lama. Dan saya memaafkannya, berdoa semoga kebahagiaan selalu miliknya.

Bagi saya di antara sekian arti memaafkan adalah melupakan dan menghindar. Ya, boleh saja saya membenci kemudian berujung pada kata Maaf tapi saya tidak bisa lagi sedekat dulu dengan dia, atau cenderung menghindar. Saya tidak naif, saya berpaham jika memaafkan berarti juga melupakan. Tapi akan berbeda sudutnya jika berbeda pula objeknya. Saya menyediakan maaf yang tulus bagi kedua orangtua, atas apapun kesalahan selalu ada kata maaf atas kebaikan yang mereka baktikan pada saya. Jika ada konflik, saya segera merefleksikan ulang kebaikan-kebaikan apa saja yang telah mereka persembahkan bagi saya, beberapa detik kemudian saya sungguh menyesal pernah menghadirkan kemarahan di dalam hati, bahwa mereka berdua terlalu putih untuk saya nodai dengan titik kemarahan.

Doa saya yang paling utama hari ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya, semoga saya diberi kesempatan untuk terus bertransformasi menjadi manusia yang lebih baik dari sekarang. Merangkak dan belajar menjadi seseorang yang hidup dalam kebenaran menurut Tuhan, bukan lagi kebenaran menurut saya. Setelah saya pikir lagi, penyesalan itu pun tak perlu... Semoga dalam perjalanannya nanti, saya bisa berproses menghapus yang buruk-buruk ini dan semoga sahabat-sahabat juga memaafkan saya. Aamiien.

Allahku, saya hanya ingin bahagia. Kalaupun bahagia menurut saya sangat sulit untuk dikabulkan, maka ijinkan saya meminta diberi kebesaran hati untuk berdamai dengan jalan yang telah Engkau gariskan. Ijinkan saya meminta perasaan sederhana yang terus bertambah subur dalam memaknai takdir yang telah Engkau tuliskan. Biarkan saya terus belajar mengerti bahagia yang telah Engkau tentukan. Aamiin (lagi). Tidak apa-apa kok. Memang sudah tugas saya untuk selalu bahagia. Setidaknya, 'terlihat' bahagia.

Allahku, peluklah lukaku, cabut rinduku..

~ Thiya Renjana ~
Bandung, 02012011
Backsound: (Karena Ku Sanggup, Agnes Monica)

Cintailah mereka yang pernah menyakitimu, namun jangan pernah menyakiti mereka yang sangat mencintaimu...

3 komentar:

  1. ada lomba. kalo mo ikutan, ke sini:

    http://newblogcamp.com/kontes/kontes-unggulan-cermin-berhikmah

    BalasHapus
  2. Banyak cara untuk menyayangi seseorang, tapi tidak harus berbagi cinta saat mencintai......Wajar klo akhirnya cinta berbuah derita....

    BalasHapus

Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ