Sabtu, Maret 05, 2011

Milad ke 23 | BeCaUse No BoDy PeRFeCt

Bismillahirrohmaanirrohiim....

~ O-tanjoubi Omedetou Gozaimasu ~


Hatur nuhun pisan atas semua ucapan dan doa via FB, Twitter, Plurk, Multiply, E-Mail, SMS, dan kartu Pos. Hatur nuhun untuk kado-kado yang diposkan. Lautan terima kasih dan cinta kepada orang-orang yang mendoa untuk seorang Thiya Renjana yang sedang berjuang menyelesaikan sepenggal kisah perjuangan hidup di tahun ke 23 ini. Untuk keluarga, untuk bakti seorang anak, untuk hormat seorang adik, untuk kebijakan seorang kakak, untuk cinta seorang pemimpi, dan untuk tiap-tiap apa saja yang saya lakoni dengan penuh kesungguhan dan cita, semoga dilancarkan dan dimudahkan. Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi.  Saya ingin kalian berjanji akan selalu bahagia. 

Saat ini, sudah 23 tahun saya sudah menempuh jalur hidup yang dihamparkan Allah. Tidak terasa. Saya sering merasa masih seorang Thiya yang suka menangis saat keinginannya tak terpenuhi atau saat kemarahan begitu membekap hati. Entah sampai ke tahun berapa saya masih diberikan kesempatan lagi. Tapi setidaknya untuk selanjutnya, semoga segala aral melintang pukang dapat dilalui dengan tersenyum, karena kita sadar betul, bahwa semua itu suatu nanti jadi kenangan terindah dalam hidup kita, yang bisa kita ceritakan dengan heroik dan meniru gaya para orang tua kita dulu waktu menceritakan kisah-kisah kepahlawanan mereka.

Dari Elpaso
Setahun kemarin, saya paling sering mengeluhkan apa yang seharusnya tidak dikeluhkan. Kesendirian. Padahal semua kesendirian dapat dilewati dengan santai dan tanpa beban, karena kita yakin betul, bahwa kita, suatu ketika akan bercerita dengan ringan, kepada siapapun dia yang menjadi teman hidup kita nanti, bahwa jauh sebelum kehadiran dia, kita sudah merasakan pertanda yang muncul lewat angin yang berdesir,  yang muncul lewat rintik hujan, lewat desah mentari sore yang menjadi tua, lewat malam-malam hening kita yang kita lalui sendiri, kita sudah merasakan pertanda bahwa ada seorang yang juga menanti di ujung belahan dunia sana. Maka itu orang-orang seringkali mengejar apa yang orang biasa sebut dengan cinta, karena kita ingin kita menjadi layak —meskipun sedikit— untuk pendamping semulia mereka.

Dari Laili Ima Fahriani ^_^
Betapapun,
akhirnya kita sampai juga pada suatu masa dimana kita harus melewati lagi semua fase itu. Semua fase kesendirian, semua fase keletihan, semua fase yang membuat kita merasa jadi seorang terasing di belantara hidup ini. Itu semua karena olok-olokkan yang semakin gencar di tahun ke 23 ini. Penyebabnya, karena saya gadis Madura yang belum menikah di usia 23. Toh, saya masih tak peduli. Ini hidup saya bukan mereka.

Tapi betapapun juga, semoga kita —terutama saya— akan jadi orang yang bertahan hingga titik akhir fase cerita itu, nanti kita akan jadi orang bijak yang mengajarkan pada anak-anak muda di seberang sana tentang bagaimana caranya menghadapi hidup, tentang bagaimana caranya bertahan, tentang bahwa semua badai pasti berlalu, tentang bahwa semua gelap akan jadi terang, tentang bahwa kita adalah saksi sekaligus pelaku sejarah lakon kekuatan tekad manusia yang meluluh lantakkan karang keras kehidupan.

Dari Anis Manshur
Semoga semua ketidakpastian akan masa depan dapat dijadikan semangat menggelegar karena yakin bahwa hidup ini akan menjadi lebih luar biasa dengan kejutan kejutan.

Dalam tataran apapun, dan dalam status apapun yang akan diberikan kepada saya nantinya, saya hanya punya satu cita-cita, bahwa semua akan berbahagia untuk telah melahirkan anak seperti saya, untuk memiliki adik seperti saya, untuk memiliki kakak seperti saya, untuk memiliki seorang sahabat seperti saya. Karena sampai detik waktu terakhir nanti, kita akan terus mengukir epik, menjadikan dunia ini untuk tidak menyesal  karena catatan harinya terukir dengan cerita bahwa terdapat pejuang kehidupan yang mengisi lembar sejarahnya, pejuang yang bernama Thiya Renjana.

Untuk semua cita-cita yang tidak dan belum tercapai. Saya yakini, doa dan ikhtiar tak pernah sia-sia. Jika tak mendapatkan A, kita pasti dapat B atau C. Dan itu pasti lebih baik. Saya berdoa apapun takdir saya kelak, semoga saya selalu ceria dan bahagia. Tenang, saya pasti bahagia. Hmm… Memutuskan untuk bahagia. Sungguh! Saya tak ingin apa-apa sekarang. Saya hanya ingin hati yang “terjaga”. Hati yang selalu terbingkai rasa takut akan murka Allah. 

Waktu kita terus mengalir detik demi detik, mungkin pada akhirnya nanti, dunia ini tidak pernah kenal siapa kita, tetapi paling tidak kita telah memenuhi janji pada diri sendiri untuk berbuat yang terbaik yang kita bisa, untuk Bapak dan Mamah, kakak dan adik, untuk teman-teman terbaik saya, untuk pasangan jiwa nun di sana, dan pada akhirnya…………untuk dunia.

Kita saling mendoakan yah :)
karena kita tidak pernah tahu doa siapa yang akan diijabah Allah.

Ya Allah...berikan hadiah padaku negeri yang makmur, sejahtera; pemimpin sholih dan adil. Berikan hadiah untukku kabar gembira bahwa Mesir, Tunisia, Bahrain, Iran, Sudan, negara² muslim dikelola oleh orang-orang amanah. Berikan hadiah untukku negeri yang bebas dari korupsi dan kedzaliman...amiinn

~ Thiya Renjana ~
Bandung, 05 Maret 2011
Bertepatan Hari Raya NYEPI  Tahun Baru Saka 1933
Flash Back 2010

Hidup harus menerima.... penerimaan yang indah
Hidup harus mengerti... pengertian yang benar
Hidup harus memahami... pemahaman yang tulus
Seperti daun yang jatuh tak pernah membenci angin
Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang
Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan
(Tere Liye - Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin)

-----------------------------------------------------------------------


Selamat Ulang Tahun, Thiya Renjana Maduraneswati ^^
Semoga panjang usia, banyak amal dan berkah untuk umur tersisa.
Dianugerahi cinta dan sabar tak terbatas, cinta yang tak terbilang.
Semakin mantap menatap masa depan, semoga segera dipertemukan dengan lelaki paling baik, yang mencintaimu dan kau mencintainya, dan semoga cinta yang terhimpun mempu membawamu menuju cinta paling hakiki, cinta kepada Allah.
Salam hangat penuh rindu dari jauh, selamat ulang tahun :)

~ Muhammad Anis Manshur ~


Kita nggak pernah tau, kapan kita pulang padaNya.
Kita nggak pernah tau apakah waktu yang terlewati, lebih banyak kebaikan atau malah sebaliknya.
Haruskah kita bahagia atau berduka?
Haruskah kita tertawa atau menangis?
Sementara yang kita tau bahwa usia kita semakin berkurang dan terus berkurang.
Semoga setelah ini, sisa usia kita lebih barokah dan lebih bermanfaat,
sebagai bekal kembali padaNya.
Aamiin.

~ EL-Paso Dhuro ~

4 komentar:

  1. Selamat Ulang Tahun, Semoga
    Selalu Mendapat Ridla Allah

    BalasHapus
  2. woh, woh... ultah yo. berhubung lama ndak buka FB, jadinya ndak tahu. Untung juga berkunjung ke sini.

    selamat ulang tahun, semoga panjang umur.

    BalasHapus
  3. Terima kasih Gus Hilal dan satu orang tanpa nama :h:

    Aamiin aamiin aamiin :h:

    BalasHapus
  4. Hiks...:( met ul-tah Thiya... moga jadi umur yang barakah ya...^_^

    BalasHapus

Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ