NPN ~ Kalau kamu tidak yakin akan sesuatu hal, maka kamu tidak akan dapat mencapainya. Kamu harus membayangkannya, lalu buatlah agar bayangan tadi jadi kenyataan.
TR ~ Kalau tidak yakin akan satu hal lalu kita dipaksa harus terima hal itu, bagaimana?
NPN ~ Keterpaksaan itu datang ketika kita tidak bisa menerimanya. Jadi, yakinkan bahwa yang terpaksa itu meyakinkan. Jika setelahnya kita merasa kurang yakin, tinggalkan.
TR ~ Kalau tidak bisa ditinggalkan setelah terlanjur, apakah kita harus tinggalkan sebelum terlanjur? Karena benar-benar tidak yakin pada setelahnya.
NPN ~ Jalani apa yang keinginan kamu mau apabila itu terdesak. Bukankah penuntunmu sudah berkata dari jauh-jauh hari?
TR ~ Bahkan sesuatu yang orang-orang bilang nekat?
NPN ~ Beda. Nekat itu tidak sesuai dengan keinginan kita.
TR ~ Jadi, harus bagaimana?
NPN ~ Ikuti lentera jiwamu.
MB ~ Seseorang datang kepada Nabi SAW dan bertanya: Ya Rasulullah, siapakah yang berhak untuk aku layani (patuhi)? Jawab Nabi SAW: Ibumu. Kemudian siapa? Jawab Nabi SAW: Ibumu. Kemudian siapa? Jawab Nabi SAW: Ibumu. Kemudian siapa? Jawab Nabi SAW: Ayahmu (HR. Bukhori - Muslim)
TR ~ Jadi? Saya tanya ibu? Kalau dia beda dengan Ayah, tetap patuhi Ibu?
MB ~ Renungkan saja hadits itu..
"Ya Allah, rahmat-Mu aku harapkan,
janganlah Engkau serahkan (segala urusanku) kepada diriku walau sekejap mata,
perbaikilah segala urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau"
(HR Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42, Shahih Abu Dawud 3/959)
Bandung, 04022011 - 12:34PM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ