Jumat, Februari 25, 2011

Saya si Ambisius?

Bismillahirrohmaanirrohiim...

Setelah mengalami segala pahit manisnya kehidupan yang berliku-liku *lebay buangep*, saya mulai menyadari satu sifat lagi dalam diri saya. Keras dalam menginginkan sesuatu, harus terpenuhi. Setiap kali saya menginginkan sesuatu dan tidak mendapatkannya, seringkali saya menangis. Apakah itu ambisi? Tapi bukankah setiap manusia harus memiliki ambisi untuk mengubah dirinya lebih baik dari kondisi yang saat ini tengah dijalaninya. Sikap ambisi menjadi suatu dorongan dalam diri yang memacu untuk mengerjakan sesuatu dengan hasil yang baik dengan tujuan yang ingin ditempuh.

Pernah di satu waktu, saya begitu menginginkan sebuah judul buku dalam waktu lekas. Pulang kerja sore yang memang sudah senja itu saya masih memaksakan diri untuk pergi ke toko buku Al-Amin dan toko buku Dahlan di Tegalega. Sayang toko buku Dahlan yang katanya lengkap itu sedang tutup dan di Al-Amin tidak ada. Saya bergegas mencari angkot ke Alun-Alun dan berlari-lari mencari pusat perbelanjaan King dan berputar-putar di sana mencari toko buku Kurnia Agung. Dan ternyata juga tidak ada. Tak mau menyerah, saya kembali menanyakan arah dan angkot ke bursa buku Palasari Lodaya. Saya pikir, usaha saya mungkin kurang keras dan sudah kepalang tanggung keluar. Padahal di Alun-alun Bandung itu adzan Maghrib sudah berkumandang dan saya wajib sudah ada di rumah pada waktu Maghrib tepat. Setibanya di Lodaya, rupanya mayoritas kios-kios buku di bursa buku Palasari Lodaya sudah tutup. Hanya segelintir yang buka yang setiap saya tanya buku yang saya cari selalu tidak ada. Rasanya menyedihkan. Perasaan ketakutan dimarahin karena pulang kemalaman, lelah, dan kenyataan usaha saya tidak mendapatkan hasil bergumul-gumul di dada hingga sesak. Saya istighfar berkali-kali di dalam hati. Sebentuk usaha saya menahan air mata yang sudah menggenang di mata. Malu kan kalau saya harus menangis di angkot penuh orang seperti ini? Keesokannya saya kembali ke toko buku Dahlan, menunggu sejam, kembali pulang kemalaman, dan bukunya tetap tidak ada. Usaha saya berlebihan ya? Dan itu namanya ambisi. AMBISIUS! Ya, sepertinya saya memang ambisius.

Menurut psikolog ternama Tika Bisono MPsi Psi, setiap manusia harus memiliki sikap ambisi. Ambisi itu sesuatu yang baik, setiap orang harus memilikinya. Karena ambisi merupakan cita-cita atau apa yang ingin dituju atau roh seorang manusia untuk survive dalam hidupnya. Kalau orang tidak memiliki ambisi, berarti dia tidak mengisi kehidupannya. Pada dasarnya memiliki sifat ambisi itu bagus selama masih bisa dikendalikan dengan baik, namun jika tidak akan menimbulkan sikap ambisius.

Kalau setiap keinginan saya dikatakan ambisi, maka saya juga seharusnya mempertimbangkan hal-hal lain.  Kita tetap harus memikirkan prioritas ambisi. Kalau buku yang saya cari itu harus didapatkan tanpa kenal waktu, maka harus dicari sampai dapat. Tapi kalau saya penting harus sudah di rumah ketika Maghrib, seharusnya saya pulang. Mungkin ada hari esok.

Ambisius itu kata sifat dari ambisi. Yang namanya kata sifat ada positif dan negatifnya. Ambisi yang positif dimiliki oleh orang supaya bisa berprestasi dengan baik dan menghasilkan karya terbaik, sementara kalau yang negatif itu sebuah ambisi yang tidak sebanding dengan potensi yang dimiliki, sehingga dia akan memaksakan segala cara.

Yang paling kita khawatirkan adalah ambisius yang berlebihan yang akan membuat kita memiliki minat dan keinginan yang menggebu-gebu terhadap suatu bidang. Dengan begitu kita malah menghalalkan segala cara demi mencapai keinginannya itu. 

Tahun ini saya punya ambisi bisa memasak, menyetir sepeda motor, paham program photoshop, dan beberapa wishlist lain. Untuk menyetir sepeda motor, saya mengakalinya dengan belajar setiap berangkat ke tempat kerja. Biasanya saya berangkat diantar Kak Roni, dan selama saya belajar Kak Roni saya bonceng lalu setelah sampai di tempat kerja, sepeda motornya dia bawa pulang. Tapi untuk memasak dan potoshop saya masih bingung. Saya di rumah cuma waktu malam, bahkan liburan dua kali seminggu itu pun saya masih sering keluar. Malam hari hanya bisa memasak makanan yang ringan-ringan saja. Kemudian potoshop, saya rela kursus tapi waktunya juga tidak ada :(

Kata Psikolog Tika Bisono MPsi Psi, lagi, "Ciri-ciri mereka yang ambisius itu misalnya secara finansial atau kemampuan lainnya sudah tidak mampu, tapi tetap memaksakan kehendaknya. Yaitu dengan menghalalkan segala cara, menjatuhkan lawannya atau sudah tahu kalah malah mencari-cari kesalahan lawannya. Padahal sifat ksatria (menerima kekalahan, rendah hati kalau menang) itu dibutuhkan untuk meredakan ambisius negatif seseorang,”

Tapi sejak membaca buku Negeri 5 Menara, saya berfikir kalau saya harus memperjuangkan keinginan saya, cita-cita atau ambisi saya. Dalam cerita itu, saya terinspirasi usaha mati-matian mereka tidak tidur, tidak makan, sampai tidak mandi demi belajar atau mengerjakan tugas demi nilai. Tentunya saya masih prioritaskan urgensinya. Seharusnya tidak sampai memaksakan diri. Pelan-pelan saja. Apalagi kalau finansial yang tidak ada, tidak usah sampai menghutang. 

Terkadang, sempat timbul pikiran-pikiran kecewa. Kecewa kenapa waktu saya hanya sampai Maghrib hingga saya kurang punya waktu untuk diri sendiri. Kecewa kenapa saya tidak punya teman untuk bisa saya minta mengajari saya. Dan lainnya. Padahal itu tidak boleh. Kekecewaan seperti itu sama halnya menjerumuskan saya ke sifat ambisius negatif. Kembali lagi, seharusnya saya tidak memaksakan diri. Pelan-pelan saja. Saya tidak boleh kecewa kalau keinginan-keinginan saya itu belum bisa tercapai. Mungkin Allah menundanya sampai waktu yang tepat. Allah suka memberi kita kejutan-kejutan indah, bukan? 

Saya harap seperti itu.

~ Thiya Renjana ~
Bandung, di tempat kerja.
Jum'at, 25022011 - 12:16PM
*eh, baru nyadar saya nulis agak panjang XD*

1 komentar:

  1. Wah, menarik postingannya teteh. :)
    Saya juga kayanya punya penyakit ambisius meletus, hehe.. Mudah-mudahan gak negatif dan gak tambah parah. :)

    Keep posting teteh, main-main ke blog saya:
    www.adichal.wordpress.comWah, menarik postingannya teteh. :)
    Saya juga kayanya punya penyakit ambisius meletus, hehe.. Mudah-mudahan gak negatif dan gak tambah parah. :)

    Keep posting teteh, main-main ke blog saya:
    www.adichal.wordpress.com

    BalasHapus

Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ