Kamis, Juni 16, 2011

Pada Malam Gerhana Bulan Juni 2011

Bismillahirrohmaanirroohiim...

...dirujit perasaan aneh
yang berkata kalau saya
sedang harus berjuang
sendirian
Semalam, setelah lelah menangis lalu saya tertidur awal. Sekitar pukul setengah sembilan malam atau lebih sedikit. Semalam saya galau lagi. Entah dari mana tiba-tiba pikiran saya dirujit perasaan aneh yang berkata kalau saya sedang harus berjuang sendirian saat ini. Disebabkan orang tua yang menjadi harapan saya tidak sekubu.

Hingga lewat tengah malam, tepat pukul satu saya terbangun karena angin malam yang mendesir di selinap celah-celah dinding bilik. Sadar kalau saya tertidur tanpa selimut, padahal sebelumnya sudah diingatkan Rei untuk memakai selimut, tapi saya acuh tadi. Baru ingat kalau malam ini ada gerhana bulan panjang yang katanya akan berlangsung sekitar 100 menit. Saya coba online via mobile, TL twitter dan FB ramai dengan orang-orang yang menanti gerhana bulan. Di situ saya tahu, Rei malah belum tidur.


01:30 AM
Turun ke lantai dasar, mengambil wudhu. Dari infobdg, suhu kota Bandung dini hari ini berkisaran 19°C hingga 21°C. Cukup membuat saya lebih bersusah payah untuk melawan gigil. Saya mengintip rembulan di luar, sepertiga bagiannya sudah hilang dimakan entah apa. Kalau kata orang jaman dulu, mbulane arep dipangan butho.. :D

Backsound malam ini benar-benar mengharu, suara takbir bergema dari megaphone masjid sekitar. Serupa malam takbir lebaran saja. Suasana yang mendukung untuk bermunajah. Saya larut, terbawa suasana. Berdiri shalat lebih lama dengan bacaan surah yang diperbanyak. Saya menikmatinya. Sungguh. Seolah dunia melebar dan kamarku berubah menjadi padang. Saya merasa sedang berada di tempat yang luas dan lapang yang hanya ada saya dan Allahku saja di situ. Setiap sujud saya meminta yang terbaik dari masalah yang saya hadapi dan kemudahan dalam urusan jodoh juga rizki. Meski tanpa sadar wajah dia selalu menyelinap hadir. Entah artinya apa.

02:32 AM
Tunai sudah semua rakaat. Saya turun lagi. Menyeduh vitamin untuk tenaga siang nanti. Teringat pesannya kalau saya harus selalu tetap sehat agar kuat menghadapi semuanya dan siap memperjuangkan hal yang saya yakini. Mengintip rembulan lagi sebentar. Rupanya sudah purna dalam gerhana total. Tapi langit tidak mendung, masih ada cahaya di sana-sini yang memperlihatkan bebintang.

02:44 AM
Bulan belum lagi menampakkan diri. Saya kembali membasahkan diri dalam dzikir. Juga doa-doa tak henti berharap Allah melembutkan hati orang-orang yang sedang memegang rencana dalam hidup saya. Betapa malu saya meminta ini itu sedangkan setiap harinya saya masih juga santai dengan dosa. Betapa saya selalu berkata-kata kepada sahabat-sahabat seolah saya orang alim sedangkan keluarga saya masih juga berhidayah setengah-setengah. Gusti, ampuni bapak mamah dan kakak adik saya. *Allah, hentikan tangisku*

...bahwa Allah
memberi cobaan
kepada kita
karena
kita kuat...
Apa yang saya rasakan? Ketenangan tak terdefinisi. Saya berharap bisa membuat paragraf di sini yang bisa menjelaskannya dengan rinci. Saya tahu saya belum punya solusi atas masalah saya dan ancaman kemungkinan terburuk itu masih bisa saja terjadi. Tapi harapan lama telah bertumbuh kembali di dada saya. Saya memang belum mendapatkan jalan keluar, tapi malam-malam munajah di malam sepertiga begini sudah cukup. Intinya bukan petunjuk Allah dari mimpi, karena petunjukNya bisa datang dari mana saja. Bisa saja dari kemantapan hati atau munculnya jalan keluar dari arah yang tidak diduga-duga. Ini bukan perkara saya meminta mimpi yang menafsirkan petunjuk apapun tentang problem saya. Tapi ini masalah bagaimana kita berdialog dengan Allah. Dengan Ia yang telah mempercayakan masalah ini kepada kita. Saya selalu percaya bahwa Allah memberi cobaan kepada kita karena kita kuat. Betapa luar biasanya kita.

Rei menelfon saya, katanya terkagetkan oleh pesan singkat iseng saya barusan. Dia keluar rumah, memandangi bulan. Ah, kenapa harus memandang keluar kalau bulannya sedang di sini mengaji di hampar sajadah? :p

Dari percakapan kami yang singkat buat saya tapi sebenarnya lama menurut waktu, saya diajari lagi kalau saya harus pasrah berserah tapi juga tetap ikhtiar. Dia mengatai saya dongdong karena tidak memahami hakikat ini. Huh, padahal sayah anak smart dari dulu :p. Saya bertekad pada diri sendiri untuk jangan meratap lama-lama. Saya harus segera bangkit. Walau sendirian. Lalu mulai bergerak ke depan. Move on. Decide. Time to make a change. I know what to do by heart. Oh yes, I know.


Dini hari ini saya belajar lagi, bahwa jangan berharap apa yang kamu rencanakan dapat berjalan dengan mulus. Melainkan bersegeralah melakukan antisipasi untuk kegagalan. Karena jika kamu hanya berharap, maka hanya akan ada kecewa. Allah menguji keikhlasan kita dalam kesendirian. Allah memberikan kedewasaan saat masalah berdatangan. Allah melatih ketegaran kita dalam setiap cobaan. Semakin sulit masalah maka semakin terbuka pintu kemudahan. Sebagaimana semakin gelap malam, cahaya pagi semakin memancarkan sinarnya.




Janganlah kamu sekali-kali berusaha mendahului kehendak Tuhan dengan keputusasaan. Karena Tuhan menyediakan banyak pilihan dan kebahagiaan seperti yang diinginkan oleh semua makhlukNya. Yang itu semua hanya bisa ditemukan, dengan usaha dan keyakinan (keimanan).
Yakin pada dirimu, bahwa semua yang kamu pilih dan putuskan adalah baik dan benar untukmu.
06:11AM

Jika sekarang kamu ada dalam kegelapan itu, maka jangan kamu cari sinar, selain dari sinar yang terpancar dari hati dan pikiranmu.
09:05AM

16062011, Syahroel Kariem




Pesan-pesan singkat dari para sahabat semakin menguatkan saya. Di mana kata-kata mereka sungguh melelehkan saya dalam tangis cinta dan haru. Sungguh tulisan ini tiada bermaksud riya', tapi guru saya mengajarkan agar kita selalu membagi kenikmatan iman dan Islam agar diingatkan kembali untuk sentiasa bersyukur. Samudera cinta Allah, lebih luas, lebih besar, lebih lembut dari anything you can think of. Now I have to stop writing 'coz I'm crying again.


Padmasana sunyi, dini hari
16 Juni 2011 M/ 14 Rajab 1432H

: semoga sahabat-sahabat dan orang yang menemani saya melewati malam gerhana bulan masuk surga, Ya Allah

2 komentar:

  1. tabah dan bersabarlah, boleh tahu...Rei di sini nama lengkapnya Reigina tah....anak malang....?

    BalasHapus

Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ