Sabtu, Oktober 01, 2011

Oktober, tak ada kehilangan ...

Bismillahirrohmaanirroohiim....


 ... Andai engkau bersamaku, mungkin akan engkau pahami apa yang kurasa. 
Garis pantai yang mengingatkanku akan jari-jari menekan tombol shut dan bola mata membidik di tengah lensa, sedang aku sibuk berlarian menjauhkan diri sambil tertawa-tawa. 
Doaku saat ini untuk takdir yang selesai menyaingi jumlah pasir lembut yang menumpahi lidah-lidah pantai di sepanjang batas Siring Kemuning.
........


Bandung, 01 Oktober 2011

Awal Oktober bersamaku, dan kamu. Apakah kamu lupa? Dari pertama harapan itu ada hingga Oktober tiba, berbagi nafas denganmu yang telah mencipta luka adalah muaranya. Segalanya hal dari seseorang di masa lalu telah kubuang. Diblokir dari maya, didelete dari telephone genggam, dicabik dari rak kamar. Lalu kenapa tiba-tiba mengirimkan short message lagi. Rupanya takdir belum melenyapkanmu dari waktu. Ah, masa lalu juga waktu, katanya. Dan segala yang waktu, biarlah kembali ke waktu.
Menerima bukan berarti memiliki kembali, kehilangan juga bukan berarti tidak memiliki. Jadi apa yang harus kita risaukan? [Al, 29092011/07:23AM]
Percayalah tak akan ada yang kehilangan, Al. Meski kelak, kau jadi pengingat setia yang mengenang kebohonganku.

............................................


Bandung, 04 Oktober 2011
Tanpa nyana, beberapa waktu saja dari jelang tidur malam ada panggilan seluler. Nomor telepon rumah interlokal yang asing. Mengenali suaranya mencari-cari sahutanku seperti mencabut keceriaan dari mataku. Otakku seperti kehilangan kesadaran. Lumer semua ketidakpercayaan. Haruskah aku bahagia atau justru diwajibkan terkelupas luka. Bahagia kadang terasa begitu menyakitkan. Aku menjawab pendek-pendek. 

Hingga akhirnya diakhiri, tak tentu rasa di benakku. Apa maksudnya? Ia bahkan tak menukas satupun keperluan. 

"Ternyata muka jelekmu bikin kangen juga yah.." [Al, 03/10/2011-10:01PM]

Satu pesan menyusul. Sekaligus memperjelas fenomena paling tidak masuk akal barusan. Tentu, ada batasannya. Ada hal yang layak untuk terus diperjuangkan; ada juga yang pantas untuk disudahi. Semuanya sudah selesai, maka semua cinta gurauanmu juga pantas selesai. 


Padmasana Sunyi, 
Berbahagialah jika masih ada seseorang yang setia menunggumu; di suatu tempat, di suatu masa.
Tapi bukan aku...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hatur tengkyu atas kunjungan silaturahimnya.
Orang keren pasti koment ˆ⌣ˆ